Jakarta, Beritakotanews.com: Perjalanan safari Muhibah MUI kota adm Jakarta Barat ke Palembang dengan menggunakan kendaraan Bus sejak Rabu,15/11/2017 hingga Sabtu,18/11/2017 berjalan aman slamat lancar dan barokah. Perjalanan darat yang memakan waktu sekitar 18 jam, diikuti oleh 45 Peserta, yang terdiri dari para Ulama, Ustad dan Ustadzah.
“Meski usia mereka sudah hampir rata-rata diatas 50tahun, namun ketahanan fisik dan mental mereka sangat prima, terbukti perjalanan darat hingga 36 jam, sampai di Jakarta kembali dalam keadaan fisik dan mental yang segar bugar. Bahkan beberapa Kyai, Ustadz malah sudah ada yang siap langsung memberikan ceramah,” Komentar Kyai Saadih, Pemilik Bus Zaki Trans saat menemani makan malam peserta Safari Muhibbah di RM Pecel ayam sambal mampuzz.
Perjalanan safari muhibbah MUI Kota Adm Jakarta Barat ke Palembang selama empat hari tiga malam menyisakan cerita yang menggelitik bagi para peserta, pasalnya ketika makan malam di rumah makan pecel ayam sambal mampuzz, rupanya ada yang cuci tangannya kurang bersih atau tidak memakai sabun, karena sabun cuci tangan yang di rumah makan tersebut sudah habis, singkat cerita, sisa sambal ditangan terbawa hingga jelang waktu solat subuh.
Adzan subuh berkumandang bus berhenti untuk menunaikan solat, semua turun untuk mengambil wudu, tanpa disadari oleh sipemilik tangan yang masih ada sambal mampuznya, langsung cuci muka, sehingga yang terjadi peserta tersebut teriak matanya kepanasan karena keculek sambal mampuzz.
Ustadz Dahlan, salah satu peserta safari muhibbah kepada beritakotanews menyampaikan rasa senang dan kenangannya atas perjalanan yang berkesan.
“Perjalanannya memang melelahkan, tetapi karena ada rasa senang, dan menyenangkan, lelah dan capekpun tak dirasakan, alhamdulillah bisa bersilaturahim dengan umat Islam di Palembang, ini suatu pengalaman perjalanan hidup yang perlu kita miliki, dengan ikut safari muhibah, saya jadi punya cerita sejarah hidup,” tutur Ustadz Dahlan.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Haji Iskandar Achyar yang menyampaikan kesan dan pesannya selama perjalanan safari muhibah ke Palembang, sehingga bisa mengunjungi bayt Al Quran, dan bisa bertemu dengan saudara-saudara Islam di Palembang.
“Alhamdulillah kita disana bisa bertemu langsung pemilik, pembuat penggagas musium Al Quran raksasa di Palembang, yaitu sudara kita Ustadz Sauafat, atau yang biasa di sapa dengan ustadz opat. Mudah-mudahan jika ada umur dan ada kegiatan semacam ini lagi, bisa ditambah untuk mengunjungi makam para wali atau ziarah,” Usul H.Iskandar.
Di kota yang pernah menjadi pusat peradaban Kerajaan Sriwijaya ini juga terdapat banyak objek wisata bernilai tinggi, safari muhibah MUI Kota Adm Jakarta Barat ke Palembang disamping silaturahim, mempererat tali persaudaraan sekaligus tadzabur alam dan menikmati keindahan ciptaan Alloh berupa perjalanan yang indah, laut yang terhampar serta lainya.
Bayt Al Quran yang diinisiasi dan hasil ide serta dibuat langsung oleh Ustadz Saufatillah, yang kemudian menjadi salah satu obyek wisata religi terbesar di kota Palembang, menjadi bentuk keajaiban Alloh SWT melalui seorang Ustad Sofat.
Museum Al Quran Raksasa yang berlokasi di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang, RT 03, RW 01, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), muncul dari ilham Ustadz sofat saat solat malam. Sehingga boleh dikatakan bahwa Musium tersebut
merupakan keajaiban. kata salah satu peserta safari muhibah.
Bukan tanpa alasan, jika objek wisata religi ini disebut Alquran Wisata religi muslim. Sebab, Al Quran tersebut dipahat di permukaan kayu tembesu berukuran panjang 177 centimeter dengan lebar 140 centimeter dan ketebalan 2,5 centimeter.
karena keajaibanya, mahakarya asli Wong Kito itu, tidak hanya menjadi alternatif tujuan wisata warga lokal, bahkan turis dari mancanegara, terutama dari negara-negara Arab banyak yang sengaja berkunjung untuk membuktikan sendiri karya seni yang tiada duanya itu.
Bagi Anda yang berasal dari luar Kota Palembang, akses menuju lokasai museum tersebut bisa dimulai dari pendaratan di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang. Jika menggunakan pesawat udara, namun jika menggunakan perjalanan darat, perjalanan akan lebih menyenangkan karena melalui lika-likunya jalan sepanjang jalan menuju lokasi.(AR).