Jakarta,Beritakotanews.com: Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa Indonesia yang waktu itu masih bersifat lokal ternyata tidak membawa hasil, karena belum adanya persatuan dan kesatuan, sedangkan di sisi lain kaum kolonial terus menggunakan politik “devide et impera”.
Kendati demikian, catatan sejarah perlawanan para pahlawan itu telah membuktikan kepada kita tentang semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tidak pernah padam dalam usaha mengusir penjajah dari Nusantara. Kesadaran nasionalisme Indonesia, dibangun oleh ormas-ormas yang bersentuhan langsung atas permasalahan bangsa saat itu. Mereka mewakili berbagai golongan untuk mendapatkan persamaan hak dan akses terhadap ekonomi yang dikuasai asing. Organisasi-organisasi seperti Syarekat Dagang Islam, Bung Tomo dan lain-lain inilah yang mendorong tumbuhnya bibit-bibit nasionalisme dan menyemai munculnya partai-partai politik. Pemerintah harus mengenang peran ormas Islam yang berperan besar dalam memupuk nasionalisme jauh sebelum republik ini dibentuk.
Dikatakan Prasetyo Sunaryo, Ketua DPP LDII saat membuka Forum Group Diskusi (FGD) Kebangsaan dalam rangka memperingati hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh DPP LDII, Kamis, 9/11/2017 di Gedung DPP LDII Jalan Tentara Pelajar Patal Senayan.
“Pemerintah harus mengenang peran ormas Islam dalam pertempuran Surabaya, bahkan ormas islam berperan besar dalam memupuk nasionalisme jauh sebelum republik ini dibentuk,” ujar Ketua DPP LDII Prasetyo Soenaryo, Kamis, 9/11/2017
Yudi Latif, Kepala Pelaksana Unit Kerja Presiden (UKP) bidang Pancasila yang hadir sebagai keynote speech pada acara dialog kebangsaan dengan tema ‘Pahlawan dan Pembangunan Karakter Bangsa’, menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan FGD yang diadakan oleh DPP LDII.
“Kekuatan semangat dalam meneladani Pahlawan menjadikan energi besar bagi umat Islam, semangat kepahlawanan harus menyadarkan kita bagaimana para pahlawan dulu dalam memperjuangkan bangsa, jangan sebaliknya, meneladani pahlawan dengan semangat ketuhanan tetapi untuk menjadikan perpecahan, ini yang harus dibenahi,” Ujar Yudi Latif, saat wawancara dengan wartawan usai memberikan sambutan sebagai keynote speech di dpp LDII, Kamis, 9/11/2017.