Opini : Masjid ModernOleh :  Dr. Muhammad Fahmi Akbar*

Sebagaimana fasilitas penunjang lainnya, masjid juga dituntut mengikuti perkembangan zaman. Memasuki era 4.0 mengharuskan semua menjadi digital. Sosial 5.0 mengharuskan manusia saling terkoneksi.

Untuk itulah, masjid sebagai sarana ibadah yang jumlahnya cukup besar, perlu mengikuti perkembangan yang ada agar selalu dapat memberikan pelayanan terbaik untuk umat.

Dalam buku Total Quality Management (Edward Salis: 2012), dituliskan beberapa prinsip yang perlu dilakukan oleh seseorang atau organisasi agar mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya.

Pertama, memiliki tujuan yang banyak dan saling berhubungan. Masjid harus menghadirkan manfaat besar yang terkait dengan masalah keumatan. Mengembangkan tsaqofah islamiah, meningkatkan kemampuan interaksi Al-Qur’an, hingga pengembangan bisnis islami dapat dilakukan di masjid.

Kedua, menerapkan kepemimpinan partisipatif dan mengandalkan kerja team. Manusia tidak selamanya mampu dan tidak menguasai semuanya, karena itu perlu kerja sama. Saling terkoneksi satu pengurus dengan lainnya dalam wadah online maupun offline. Hal ini dilakukan dalam rangka mendapatkan masukan atau diskusi untuk kemajuan masjid.

Ketiga, selalu mengembangkan motivasi intrinsik yang berujung pada inovasi kegiatan masjid. Masjid tidak lagi menjadi tempat ibadah saja, namun bisa dikembangkan menjadi pusat ilmu, bisnis, kesehatan dan dakwah virtual serta kegiatan lainnya yang bervariasi mengikuti era terbaru.

Keempat, berorientasi pada mutu. Masyarakat atau jamah akan menilai masjid mana yang berstandar baik dan tidak. Semua berpulang pada manajemen yang dapat mengontrol kualitas layanan, memperbaiki kesalahan, dan memperhatikan kebutuhan jama’ahnya.

Semoga masjid yang telah ada serta indah, mengiringi juga dengan manajemen yang selalu berorientasi pada masa depan yang lebih baik.

_____________________
Jakarta, 27 Februari 2021

*Tokoh Muhammadiyah, Sekretaris Bidang Dakwah MUI Kota Jakarta Barat.