Jakarta, Beeitakotanews.com: Banjir yang melanda Jabodetabek adalah musibah, sebagai bangsa yang beriman mari hendaknya kita istirjak kembalikan pada Alloh, kemudian kita ikhtiyar berusaha menyelamatkan diri dari musibah itu dan selanjutnya kita muhasabah, karena sudah jelas ayatnya, doharol fasaadu fil barri wal bahri bimaaa kasabat aidinnas… tangan tangan kitalah sebenernya yang menyebabkan banjir.

“Sehingga tidak lah bijak kalau kemudian kita saling menyalahkan, ini semua musibah ini kehendak Alloh, kita pasrahkan saja padaNya, lalu kita ikhtiyar berusaha menyelamatkan diri dari mara bahaya banjir sambil terus berdoa, sebagai orang yang beragama kita mesti lebih arif, janganlah kita mendahulukan nafsu amarah, insa Alloh Alloh akan menolong segala kesulitan kita,” Jelas KH.Munahar Muchtar ditengah-tengah para warga pengungsi yang terdampak banjir di kediamanya.

Kediaman KH.Munahar Muchtar sudah dua hari ini sejak Selasa dinihari diramaikan oleh para warga sekitar yang mengungsi karena rumahnya terendam banjir sehingga mereka tidak bisa masak dan tidak bisa tidur.

Menurut BMKG Curah hujan awal tahun 2020 adalah curah hujan yang mencapai rekor tertinggi, di sejumlah wilayah ibu kota, termasuk Jakarta Barat, dan di seputar Taman Mini, Jakarta Timur,

Menurut Kepala BNPB, Doni Monardo yang meninjau wilayah banjir melalui udara Rabu (01/01).Sejumlah wilayah di lima wilayah kota Jakarta terendam banjir sejak Rabu (1/1/2020).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, banjir Jakarta dan sekitarnya disebabkan curah hujan ekstrem.

Berdasarkan hasil pemantauan BMKG di Landasan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, curah hujan mencapai 377 milimeter, dari hasil pengukuran di Taman Mini, Jakarta Timur, curah hujan tercatat 335 milimeter.

Angka ini merupakan curah hujan tertinggi yang menerpa Jakarta, dengan rekor sebelumnya ada pada tahun 2007 dengan catatan 340 milimeter per hari.

“Diperkirakan curah hujan ini akan terjadi hingga Maret 2020 mendatang,” kata Doni.

Hasil catatan BNPB, ada 31.323 warga yang berasal dari 158 kelurahan, mengungsi karena rumahnya terendam banjir.

Bahkan banjir bukan hanya merendam permukiman warga, tetapi juga jalan-jalan protokol Jakarta. Sejumlah transportasi umum mulai dari transjakarta, KRL, hingga penerbangan di bandara Halim Perdanakusuma juga terpaksa dibatalkan akibat rendaman banjir.

PLN Distribusi Jakarta Rayapun memadamkan listrik di 724 wilayah Jakarta yang mengalami banjir untuk menghindari bahaya kesetrum.

Banjir Jakarta dan sekitarnya juga menelan korban jiwa. Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 16 korban meninggal hingga Kamis (2/1/2020) ini.