Jakarta, Beritakotanews.com: Untuk mengetahui pengetahuan mengenai Operasi Penanggulangan Insiden Konflik Masif dan Bencana Alam Perkotaan, Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) selenggarakan FGD pada hari Senin, 7/9/2019, bertempat di Multi Function Hall,  D’Capital, Soho Capital,  Lantai 29, Jl. Letjen S Parman Kav 28, Jakarta Barat 11470.

Focus Grup Diskusi (FGD) mengenai SMART SAFETY SECURITY & MITIGATION Kolaborasi dan Interoperabilitas TNI, Polri, Pemerintah Sipil dan Elemen Masyarakat dalam Operasi Penanggulangan insiden Konflik Masif perkotaan, dan Bencana Alam di Daerah Perkotaan dibuka oleh Ketua Umum APIC, Prof.Suhono Harso Supangat.

Ketua Umum Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) dalam sambutan pembukaannya menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari FGD ini,

“Diharapkan FGD ini akan menghasilkan sebuah kesimpulan sinergi kolaborasi Penanganan keamanan dan bencana di level operasional di aspek antar Kementerian, Lembaga dan Daerah,  masyarakat dan dunia internasional di dalam terutama di aspek kapasitas organisasi, proses, knowledge dan teknologi yang dapat menjadi dasar bagi APIC untuk menyampaikan rekomendasi untuk disampaikan ke Bapak Presiden Republik Indonesia,” Jelas, Prof. Suhono Harso Supangat, Jakarta, Senin 7/9/2019.

Marsekal (Purn) Chappy Hakim, yang hadir sebagai keynote utama pada FGD ini menyampaikan mengenai Peran Kolaboratif Pengetahuan dan Kemampuan Kekuatan di “Udara” dalam Berurusan dengan Konflik Perkotaan yang Besar dan Bencana Alam.

Narasumber selanjutnya, Brigjen. Pol. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si., Dirkamsel Korlantas Polri yang menyampaikan mengenai Manajemen Kolaboratif Smart Mobility Multi-Stakeholders dengan Network-Centric System di daerah Bencana dan Konflik Masif Perkotaan di Indonesia.

Kolonel Lek Dr. Ir. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari, ST., MT., IPM, yang menjadi pembicara ke 3, menyampaikan mengenai The Roles of C4ISR in Collaborative Civil-Military Peacekeeping Operations in Natural Disaster Areas dimana intinya mengenai kolaborasi yang menopang kinerja koordinasi Command & Control (Komando dan Kendali gabungan) di aspek bencana dan keamanan.

Selanjutnya FGD di isi oleh Ardi Sutedja, Chairman of Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), yang menyampaikan mengenai Dampak Media Sosial pada Pemicu Konflik kota Besar dan Daerah Rawan Bencana Alam.

Hadir pula sebagai nara sumber pada FGD ini, Agolo MSc, dari Jakarta Rescue mengenai pentingnya di bentuk Urban SAR (U-SAR) di perkotaan, Dr. Ir. Moch. Amin Soetomo , M.Sc, peneliti dari Swiss-German University memaparkan statistik urban konflik di dunia. Riefqi Muna PhD, dari LIPI  mengenai Kolaborasi Strategis Sipil-Militer dalam kaitannya dengan Keamanan Nasional dalam Pengelolaan Konflik kota besar dan Bencana Alam.

Sebagai narasumber terakhir, Luc de Blieck, Ph.D. yang memperkenalkan sebuah platform Operasi Pemeliharaan Perdamaian Multi-Instansi yang Kolaboratif dalam mendukung pengorganisasian Tanggap Bencana.

Turut hadir sebagai peserta, PP Senkom yang mengutus 2 orang, Nedy Wilbhara, SH, Wasekjend, dan
Drs. Dani Amung Mahrum, dari Departemen Litbang.(AR)