Jakarta – Beritakotanews.id : Menanggapi aksi demo mahasiswa tanggal 11 April 2022 kemarin. Tokoh Nahdatul Ulama (NU) yang juga wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Marsudi Syuhud mengatakan, Aksi demo hakekatnya adalah sebuah kritik untuk membangun. Kritik yang membangun adalah “Annaqdu laisa Al Khiqdu” kritik bertujuan untuk memperbaiki alias bukan untuk membenci.

KH. Marsudi mencontohkan, Sebagaimana Sayidina Abu Bakar Shiddiq setelah di angkat menjadi khalifah, Ia membuka ruang untuk di kritik, ketika itu beliau menyampaikan pidato pertamanya,

“Wahai manusia sungguh aku telah didaulat sebagai pemimpin atas kalian, akan tetapi, aku bukanlah manusia terbaik diantara kalian. Bila aku membuat kebijakan yang baik, maka dukunglah aku, jika aku bersikap buruk ( tidak sesuai dengan aturan atau UU ) maka luruskan lah aku,” demikian ucapan Sayidina Abu Bakar Shiddhiq seperti dicontohkan KH. Marsudi.

Menurut KH. Marsudi, kejujuran adalah amanah, dusta adalah pengkhianatan.
Kritik dan demo dalam kontek ini adalah untuk membangun, bukan untuk merusak, untuk memakmurkan, bukan untuk menghancurkan. Untuk meluruskan bukan untuk meruntuhkan. Karena “Wakulluma Yad’u lilfasadi Wal ifsaadi, watakhriibi walqotli, yad’u ilaa ma yukholifu ddiin“.

Ditambahkannya, segala sesuatu yang menyerukan kerusakan, sabotase, dan pembunuhan itu merupakan hal yang bertentangan dengan ajaran agama. Demonstrasi atau menyampaikan pendapat publik adalah bentuk amar ma’ruf.
Amar ma’ruf, lanjutnya, harus dengan ma’ruf, yang hal itu diatur dan dibolehkan dalam negara demokrasi.

Maka pihak pihak yang menanganinya, dan yang turut serta hendaknya tetap menjaga kenyamanan, keamanan dan tetap berakhlaqul karimah, untuk kepentingan hidup bersama, “pungkas KH. Marsudi Syuhud.
(Ahmad Zarkasi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *