Menghadapi Keadilan Sepihak
Dr. Muhammad Fahmi Akbar
Keadilan dalam literasi Islam dimaknai dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Kesalahan dalam meletakkan sesuatu akan berakibat rusaknya nilai keadilan. Namun untuk menemukan pribadi yang adil, sangat sulit.
Dalam menghadapi berbagai ketidakadilan, maka perlu sikap yang pantas dalam Islam.
Pertama, bersabar dalam menghadapi ketidakadilan. Bisa jadi hal ini merupakan ujian dan ketinggian derajat disisi Allah.
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَ
Artinya :
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.”
(HR.Muslim no. 2999)
Sabar yang dimaksud yaitu tetap menjalankan kewajiban kepada Allah SWT. Sehingga suasana ketidakadilan tidak berpengaruh pada ketaatan seorang hamba.
Kedua, mengevaluasi diri (muhasabah). Mungkin hal tersebut terjadi karena kesalahan diri sendiri.
مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا
Artinya :
Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi. (An Nisa: 79)
Kesalahan menentukan pilihan, kesalahan prioritas pekerjaan, atau kesalahan karena mengikuti keinginan orang. Semua itu akan bermuara pada diri sendiri.
Ketiga, berusaha memberikan solusi dengan berbagai cara dan metode. Apabila ada kemungkaran maka kiat dari Rasulullah adalah;
“Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).
Ketidakadilan merupakan bentuk kemungkaran terhadap nilai-nilai Islam yang menghendaki terciptanya good government.
Keempat, meyakini bahwa setiap keburukan akan dibalas dengan keburukan juga. Keyakinan ini menjadi jalan terakhir yang bisa dilakukan disebabkan ketidakberdayaan menggapai keadilan.
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
Artinya :
“Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” ( Al Zalzalah: 8)
Keyakinan mendapat balasan perlu menjadi bagian akhir yang dapat memberi semangat dalam beramal sholeh.
Dengan empat langkah tersebut akan lahir semangat meneruskan amal sholeh yang sudah berjalan. Kemudian menyadari keterbatasan dan kesalahan masa lalu, serta berani memperbaiki segala kekurangan yang telah terjadi. Selanjutnya menyerahkan seluruh keyakinan kita, bahwa setiap keburukan akan dibalas keburukan pula.
Wallahu a’lam
Jakarta, 12 April 2022