Opini :
KURIKULUM KEIKHLASAN DALAM KEHIDUPAN
Oleh : Dr. Zulkifli, MA
Dosen Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Islam
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Kehidupan manusia di dunia tak lepas dengan kebaikan dan kesalahan. Kebaikan merupakan pusaka yang tidak bisa dibeli atau dipinjamkan, karena kebaikan hasil proses pendidikan, pengajaran dan pembiasaan. Proses pendidikan dan pengajaran identik dengan pembinaan dalam keluarga. Kebaikan menurut sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya ” Budi Pekerti yang baik sering disebut dengan akhlak sedangkan kesalahan atau dosa adalah perbuatan atau tindakan yang menyesakkan dada dan engkau sendiri benci jika perbuatanmu itu diketahui oleh orang lain. “(H.R. Muslim).
Dalam hadits diatas Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa kebaikan dalam Islam adalah budi pekerti yang baik atau akhlak yang baik. Adapun budi pekerti yang baik atau meliputi, antara lain;
1. Berbuat baik kepada Allah SWT
2. Berbuat baik terhadap sesama manusia
3. Berbuat baik kepada alam sekitar.
Perjalanan kehidupan manusia dimulai dari mulai bangun tidur sampai hendak tidur kembali. Semua dokumen atau perbuatan selama 24 jam adegan yang kita lakukan terdokumentasikan dengan baik. Suatu saat ketika kita pulang menghadap Allah semua hasil dan perbuatan kita ditunjukan dihadapan kita. Itulah yang namanya perjalanan kehidupan kita manusia, perjalanan hidup manusia sering disebut juga kurikulum. Kurikulum adalah penjelasana data data perencanaaan visi dan misi manusia dalam hidup. Adapun dalaman atau komponen Kurikulum kehidupan ada 4 yaitu;
1. Tujuan hidup manusia
2. Isi atau materi kehidupan
3. Strategi dalam menggapai kebaikan
4. Evaluasi kehidupan
Dalam konsep peta perjalanan hidup harus membawa keikhlasan dalam hal ini sikap tulus dalam berbuat kebaikan. Ikhlas berasal dari kata Akhlasho yukhlishu yang berarti membersihkan dan memurnikan sesuatu. Segala sesuatu yang dilakukan terutama dalam hal ini ibadah yang dilandasi dengan rasa ikhlas. Kata ikhlas itu sendiri memiliki makna ketulusan hati, dan kerelaan. Dimana orang yang ikhlas selalu mengosongkan dan membersihkan.
Keikhlasan adalah sikap tulus dan bersih hati, serta tidak mengharapkan imbalan apalagi pujian dari manusia. Dalam Islam keikhlasan merupakan tujuan utama dari ibadah. Adapun prinsip utama keikhlasan rumusnya dalam kehidupan adalah melakukan perbuatan baik dan melupakan apa yang dia perbuat. Dalil Hadits untuk memperkuat tentang keikhlasan yaitu ” Seluruh amal perbuatan tergantung apa yang diniatkan. Setiap memperoleh apa yang dia niatkan tergantung dari apa yang dia inginkan”.
Hadits yang lain Allah menilai keikhlasan Hati dari manusia. ” Sesungguhnya Allah tidak melihat dan menilai bentuk tubuhmu. Dan tidak pula menilai kebagusan atau kecantikan wajahmu, tetapi Allah melihat keikhlasan hatimu. (HR. Muslim).
Dalam kitab Madarijus Sholikin Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengelompokan Keikhlasan antara lain;
1. Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari Imbalan dari amal dan tidak puas dengan amal. Dan terdapat 3 penghalang yang dilakukan seseorang dari amalnya dengan :
a. Pandangan dan perhatian
b. Keinginan atas imbalan dari amalnya
c. Puas dan senang kepadanya.
2. Malu terhadap amal sambil tetap berusaha untuk membenahinya serta memelihara cahaya petunjuk yang terpancar dari Allah.
3. Berusaha memurnikan amal, dan membiarkan amal berlalu berdasarkan petunjuk ilmu.
Pada akhirnya keikhlasan akan selalu terupgrade manakala segala perbuatan baik dilupakan dan kebaikan oranglain selalu diingat. Semoga kita mampu menjadi orang orang yang ikhlas dalam melakukan kegiatan dalam kehidupan ini, baik terhadap Allah, terhadap sesama manusia dan alam sekitarnya. Wallahu a’lam bishawwab.*