Jakarta, Beritakotanews.com: Menyambut Maulid Agung, MUI Kota Adm Jakarta Barat akan adakan Pengajan sekaligus sarasehan Habaib dan Ulama di Masjid Lampora Kalideres Jakarta Barat. Dalam acara itu, direncanakan Gubernur DKI Jakarta didaulat yang menjadi penceramah.
“Jika selama ini Alim Ulama dan Habaib yang memberikan ceramah kepada para pejabat, maka pada kesempatan maulid Agung ini, Gubernur yang memberikan ceramah kepada Alim Ulama dan Habaib,ini semata-mata untuk keseimbangan, agar antara Ulama dan Umaro’ bisa sejalan, karena dalilnya juga demikian,” Jelas Ketua Umum MUI Kota Adm Jakarta Barat, selaku tuan rumah.
Peringatan maulid agung yang akan diselenggarakan pada hari Ahad, 7/1/2018, direncanakan akan dihadiri seluruh jajaran pemerintahan DKI, dari Gubernur dan wakil Gubernurnya, Kapolda, Danrem Wijayakusuma, Kapolres,Walikota, Dandim, para Habaib dan para Ulama serta Ustadz. Lanjut Kyai Munahar.
Peringatan maulid Nabi SAW menjadi penting untuk dikaji, ditelaah dan diselami agar perayaan dan tradisi untuk memperingati kelahiran baginda Nabi Muhammad tidak sebatas pada seremonial belaka, tetapi mengandung makna yang filosofis-substantif, sehingga disamping ceramah dari Gubernur, juga sarasehan oleh para Habaib dan Ulama.
Dengan adanya seremonial maulid nabi, umat Islam diharapkan bisa mengingat kembali betapa gigih perjuangan rasul dalam merintis dan mengembangkan ajaran Islam di tengah tradisi dan budaya Arab yang waktu itu dalam keadaan jahiliyah.
Satu hal yang harus dilakukan umat Muslim ketika merayakan maulid nabi adalah meneladani sikap dan perbuatan, terutama akhlak mulia nan agung dari baginda nabi besar Muhammad saw.
Bukan hanya seremonial belaka, perayaan itu mestinya diresapi dalam hati yang begitu dalam dan mencoba untuk meneladani dan mempraktikkan akhlak mulia dari nabi.
Saat melontarkan pujian-pujian dan sholawat yang begitu menggebu-gebu, hendaknya tidak hanya ditujukan kepada fisik maupun keduniawiannya saja tetapi juga akhlak nabi yang begitu agung dan mulia.
Dalam hal ibadah, akhlak mulia dan agung dari nabi itulah yang harus ditiru, dicontoh dan diteladani. Padahal kita tahu, Islam sebagai agama yang dibawa nabi Muhammad adalah rahmatan lil alamin.
Artinya, Islam membawa rahmat bagi alam semesta, bukan hanya umat Muslim saja atau manusia saja, tetapi semua makhluk seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alamnya.
Terkadang seremonial itu perlu. Hal ini untuk mengingatkan kembali tentang betapa hebat perjuangan beliau dan akhlak serta moralitas beliau. Manusia itu tempatnya lupa. Meski setiap hari sholawat, tetapi kalau hati tidak meresapinya pasti lupa dengan makna substantif dari shalawat.
Dengan adanya maulid, manusia atau umat Muslim diharapkan bisa tergugah kembali untuk selalu berikhtiar secara konstan dalam meneladani dan mengamalkan ajaran-ajaran serta akhlak baginda nabi Muhammad saw.
“Maulid agung ini, kami selenggarakan waktunya setelah solat subuh berjamaah. Sehingga para undangan tidak ada lagi ada alasan untuk tidak hadir, kecuali sakit. Jadi selagi sehat dan ada kesempatan, kami mengajak untuk bersama-sama hadir bersholawat bersama para habaib dan Ulama di Masjid Nurul Istiqomah, Jl. Semanan Raya Lamporan Semanan kalideres Jakarta Barat,” Tutup Kyai Munahar.(AR).