Jakarta,Beritakotanews.com: Indonesia mengecam keras klaim sepihak AS bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel. Presiden RI Joko Widodo meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan itu. Presiden RI menyatakan, Indonesia dan rakyatnya konsisten memberi dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina.
Dukungan kepada Presiden terus mengalir melalui berbagai media, termasuk yang dilakukan oleh PPP yang pada hari Jumat, 8/12/2017 pukul 10.25 sd 11.00 WIB, melakukan demo di depan Kedutaan AS Jl. Metdeka Selatan Jakarta Pusat. Aksi unjuk rasa dari Forum Kader Partai Persatuan Pembangunan Provinsi DKI Jakarta, dipimpin langsung oleh Ketua DPW PPP, H. Abdul Azis.
Unjuk rasa yang menuntut agar Donald Trump mencabut keputusanya diikuti oleh sekitar puluhan kader PPP Wilayah Provinsi DKI Jakarta, dengan mengusung spanduk,bendera partai dan orasi.
Ada lima butir tuntutan yang disampaikan pada unjuk rasa tersebut. Tuntutan selengkapnya yang disampaikan antara lain :
1. Penetapan Yerusalem sebagai ibukota Israel sama saja dengan melegalkan penjajahan Israel terhadap terhadap Palestina dan harus ditolak karena nyata-nyata bertentangan dengan resolusi legalitas Yerusalem yang merupakan bagian dari Palestina
2. Mendesak Presiden AS Donald Trump untuk mencabut keputusannya dan mendesak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk melakukan langkah politik dan diplomatik untuk membatalkan keputusan tersebut.
3. Mendukung kemerdekaan Palestina sebagaimana tertuang dalam politik luar negeri Indonesia maupun dalam kapasitas Indonesia sebagai anggota organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang telah menghasilkan “Revolusi Jakarta” pada tahun 2016 sebagai bentuk dukungan kemerdekaan Palestina.
4. Menyerukan kepada segenap ummat Islam, untuk melakukan qunut nazilah khususnya setelah sholat Jum’at siang ini seraya mendoakan agar bangsa Palestina dapat cepat terbebas dari derita, dan mereka bisa hidup dengan aman dan tentram dalam suasana penuh perdamaian
5. Mengajak segenap komponen bangsa Indonesia untuk berdo’a bagi keamanan dan ketentraman dunia.
Dalam orasinya, para pengunjuk rasa mengatakan, Jika kita bisa merdeka maka rakyat Palestina harus bisa merdeka, maka dari itu Palestina bukan milik Israel, untuk itu kami meminta bapak Presiden untuk memanggil duta besar Amerika Serikat sesuai pernyataanya.
“Kita harus mendukung pemerintahan Indonesia untuk mendukung langkah langkah yang akan ditempuh selanjutnya untuk mendukung Palestina, Kami memprotes keras ketuputusan Donald Trump. Rancana Donald Trump menjadikan Yerussalem sebagai ibukota Israel jelas memukul mundur ikhtiar damai yang dirintis oleh berbagai,” Suara keras dari mikrofon.
Para oraton secara bergantian menyampaikan AS melalukan standar ganda, yang selalu memusihi negara muslim, hal ini tidak boleh terus terjadi, Israel telah mencaplok Palestina dengan dukungan kaum kapitalis yaitu AS dan Inggris, akhirnya mengusir Palestina sehingga manjadi tamu di negara nya sendiri.
Penjajah diatas dunia harus dihapuskan, zionis Israel adalah penjajah, jika Israel memindahkan ibukota nya ke Al Quds, maka Palestina akan kehilangan negaranya, kita harus mendukung kemerdekaan Palestina. Kita mendukung presiden Jokowi untuk memanggil Dubes AS, Kita tidak ingin dunia ini pecah saat perang dunia, kita mendukung langkah-langkah negara kita untuk mendukung perdamain ditanah Palestina.
Dari situs Kedubes AS, Kamis (7/12/2017). Diperoleh keterangan, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan menyebut sikap AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel mengaku sudah berkonsultasi dengan Indonesia. Komunikasi itu dilakukan sebelum klaim ini diumumkan Presiden AS Donald Trump.
“Kami telah berkonsultasi dengan para teman, mitra, dan sekutu kami, termasuk Indonesia, sebelum Presiden Trump mengeluarkan keputusannya, kalau tidak percaya tanyakan sama ibu menlu,” kata Donovan dalam situsnya.
Donovan menegaskan kembali pernyataan Trump yang disampaikan pada Rabu (6/12) siang waktu setempat. Dia menyebut Amerika Serikat tetap berkomitmen mencapai kesepakatan damai yang langgeng antara rakyat Palestina dan Israel.
Donovan disitusnya menyebut bahwa Presiden Trump dan Amerika Serikat mendukung status quo situs suci Bukit Kuil atau Haram al-Sharif. ‘Yerusalem kini, dan harus terus menjadi tempat warga Yahudi berdoa di Tembok Barat, umat kristiani melintasi Jalan Salib, dan umat Islam beribadah di Masjid Al-Aqsa. (Berbagai sumber, Fin).