Sidney, Beritakotanews.com: Dalam mengenali berbagai masalah yang melanda peradaban manusia dan umat Islam diberbagai belahan dunia, diantaranya karena adanya pengaruh negatif dari peradaban Barat, dalam pemahaman dan sikap terhadap pelaksanaan agama Islam, maka Majelis Ulama Indonesia bersama rombongan adakan dan hadiri Islamic Internasional Conference, (Konferensi Islam Internasional) yang diadakan di Sidney Australia, 3-4 Desember 2017.
Konference Islam International yang diikuti oleh negara-negara Islam, seperti Cina, AS, Filipina, Lebanon, Kamboja, Malaysia, Suriah dan Singapura, mengagendakan isu kekhawatiran masyarakat dunia terhadap terorisme yang ditujukan kepada Islam khususnya di Australia, menyepakati 4 butir.
Berikut empat butir kesimpulan yang dihasilkan pada Islamic International Conference, (Konfrensi Islam International) di Sidney Australia yang di hadiri oleh negara-negara Islam:
1. Bahwa Australia yang selama ini menghawatirkan terorisme dari kalangan ummat Islam ternyata Islam selalu menyebarkan kedamaian.
2. Islam adalan ummatan wasatho yang selalu menjalin tali persaudaraan kepada siapapun juga.
3. Memperkuat kembali tali ukhuwwah sesama negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
4.Saling memberikan dukungan antar sesama negara Islam.
KH. Munahar Muchtar, utusan MUI yang ikut hadir sebagai peserta pada Konferensi Islam Internasional di Sidney, 3-4 Desember 2017, mengatakan, disebabkan oleh berbagai kejadian di negara lain dan berbagai penggambaran mengenai orang Islam, membuat sebagian orang semakin berani mengatakan atau berbuat hal-hal prejudis kepada orang Islam.
“Padahal pada kenyataanya umat Islam dengan ajarannya yang rahmatan lil ‘alamin, dan kenyataan dilapangan ada 86 persen data yang ada, mengaku hubungannya dengan warga non-muslim cukup baik, hal ini menepis anggapan bahwa umat Islam memang sengaja memisahkan diri dari masyarakat luas, itu tidak benar. maka empat butir yang disimpulkan pada konferensi Islam Internasionla di Sidney ini, sebagai catatan untuk dunia,” Ujar KH. Munahar Muchtar, Senin,4/12/2017.
KH. Munahar selanjutnya mengatakan juga bahwa, diskriminasi di negara-negara yang minoritas muslim, bisa menjadi penyebab generasi muda Islam semakin rawan terhadap radikalisasi. Satu hal yang mendorong generasi muda teralienasi adalah sikap anti muslim, anti Islam, tindakan kebencian, serangan terhadap masjid misalnya, namun terutama juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah negara-negara barat, yang memprovokasi kebencian terhadap Islam. (AR).