Jakarta, Beritakotanews.com : Banyaknya berita yang beredar di medsos tentang kerusuhan yang terjadi di Makobrimob, menimbulkan berbagai ragam pendapat yang mencuat dari netter. Ada yang berpendapat bahwa kerusuhan itu terjadi berawal karena soal makanan yang mereka pesan tidak diperbolehkan masuk karena alasan yang yang tidak jelas.
Nara Pidana tertuduh teroris ini banyak yang puasa Daud. Makanan itu untuk buka puasa. (kata netter di medsos). Ada juga yang berkomentar, kerusuhan terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Selasa (8/5/2018) malam hingga Rabu (9/5/2018) dini hari, bermula dari cekcok antara tahanan dengan petugas dari personel Brimob Polri sehingga polisi harus mensterilkan lingkungan di sekitar Mako Brimob.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Dari berbagai sumber yang didapat beritakotanews.com, informasi yang terjadi dalam Makobrimob Klapa Dua, diketahui hingga turunya berita ini sebagai berikut:
Hari Selasa, Pukul 21.30: Wartawan mendapatkan informasi tentang jebolnya tahanan napi kasus terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Masih hari Selasa Pukul 23.20, wartawan mulai mendapatkan penjelasan dari Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol M. Iqbal yang hanya membenarkan adanya kerusuhan didalam Makobrimob antara tahanan dengan petugas. Rabu pukul 00.30, Polisi mulai melakukan pengamanan ketat dengan memasang kawat berduri mulai dari pintu gerbang. Beberapa wartawan foto dan wartawan hanya diperbolehkan mengambil gambar dari barikade penjagaan yang berjarak sekitar 100 meter.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal membantah beragam spekulasi yang beredar terkait pemicu kerusuhan di Mako Brimob. Iqbal berkeras, penyebab kerusuhan berbuntut penyanderaan itu masih soal makanan.
“Sudah saya sampaikan bahwa kejadian ini dipicu oleh permasalahan makan tahanan yang harus diverifikasi petugas, namun terjadi miskomunimasi, sehingga terjadi keributan,” kata Iqbal Kamis (10/5).
Hingga berita ini turun, bentrokan antara anggota Polisi dengan narapidana teroris atau napiter di Mako Brimob memakan enam korban tewas, lima di antaranya anggota Polisi dan Satu orang dari pihak kepolisian dijadikan sandera oleh para narapidana teroris di Mako Brimob.
Dalam jumpa pers di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5/2018), Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan bahwa dalam penyanderaan yang berlangsung selama 40 jam, para tahanan terorisme sempat merakit bom.
“Ternyata, saat mereka melakukan penyanderaan, mereka juga melakukan perakitan bom dan sebagainya,” ujar Syafruddin dalam jumpa pers. (A-5).