HM.Prasetyo Sunaryo
HM.Prasetyo Sunaryo, Paradigma Riset Institute

Jakarta, Beritakotanews.com: Pemerintah seharusnya mendorong bersama-sama masyarakat untuk menaikkan minat angka partisipasi kasar (APK) untuk masuk ke Perguruan Tinggi, baik Negeri maupun Swasta. Demikian disampaikan Peneliti Paradigma Riset Institute, HR Prasetyo Sunaryo, kepada wartawan, saat makan siang bersama, di Gedung DPP LDII Jalan Tentara Pelajar no.28 Patal Senayan, Selasa 01/08/2017.

Paradigma Riset Institute, meminta pemerintah menaikan minat angka partisipasi kasar (APK) masyarakat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dikarenakan APK PTN dan PTS di Indonesia sekarang ini di posisi 31% dibawah Malaysia dan Singapura. Mereka beranggapan tingginya APK, akan berimbas pada lebih baiknya masa depan suatu bangsa dalam waktu 10- 30 tahun mendatang.

“Keadaan 10 hingga 30 tahun mendatang akan ditentukan oleh perencanaan dari sejak saat ini, rendahnya minat masyarakat masuk perguruan tinggi menyebabkan menurunnya kualitas SDM, yang tentu berimbas terhadap menurunya daya saing dan kerjasama internasional,” Jelas HM Prasetyo, Selasa, 01/08/2017.

HM.Prasetyo Sunaryo, selanjutnya menjelaskan bahwa untuk membuat proyeksi kondisi masa depan sebuah bangsa atau negara, dapat teramati dari dua hal strategis, yaitu APK Pendidikan Tinggi  dan angka Commitment terhadap kegiatan reseearch& development(R&D).

Jika dibandingkan dengan negara G-20 dan negara tetangga, kondisi APK Indonesia lebih rendah termasuk kegiatan R&Dnya yang indikatornya adalah anggaran R&D terhadap GDP.

“APK Perguruan Tinggi pada tahun 2015 berada pada angka 31%, jauh lebih rendah dari APK negara maju, seperti Jepang dan Korea Selatan yang sudah mencapai angka diatas 90%, bahkan dengan Malaysia saja kita lebih rendah. Malaysia sudah mencapai 50-60persen,” Ungkapnya.

Rata-rata negara maju pengeluaran dana R&D minimal 1% dari DGP. Negara tetangga seperti Singapura dan Thailand, sudah menganggarkan dana litbang sebesar 2,5persen. Finlandia 3,17persen, bahkan Korsel 4,9persen dari GDPnya.

Mencermati persaingan yang semakin ketat, tidak ada pilihan lain, harus ada tekad nasional untuk meningkatkan APK perguruan tinggi dari 31 persen menjadi 50 persen, dan menaikkan dana litbang agar mencapai paling tidak 1persen dari GDP atau sekitar 9 milyar USD. Punhkas Pras. (A-3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *