Jakarta, Beritakotanews.com : Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengundang Majelis Ulama Indonesia dan para tokoh agama Islam, dalam acara bertema ‘Peningkatan Peran Ulama dan Tokoh Agama Islam dalam Mendukung Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat COVID-19’. Pertemuan tersebut dihelat pada Senin, (12/7) secara daring.
Dr.KH.Tedy Suratmadji, MSc. ketua DPP LDII
Ketua DPP LDII H. Teddy Suratmadji dan Sekretaris H. Hasim Nasution menghadiri acara tersebut, “Para ulama memiliki peran besar dalam suksesnya pelaksanaan PPKM. Terutama mengatur pelaksanaan ibadah umat Islam di masjid-masjid, pelaksanaan salat Idul Adha, hingga kurban. Agar pelaksanaan ibadah tersebut tetap berjalan lancar, sekaligus dapat mencegah penyebaran Covid-19,” ujar Teddy Suratmadji.
LDII Dukung Kebijakan Wapres dan MUI
Senada dengan Wapres KH Ma’ruf Amin, DPP LDII telah membatasi kegiatan ibadah di masjid-masjid, “Kegiatan pengajian warga LDII sangat intens, bisa tiga kali dalam sepekan. Pada zona merah PPKM, Kami telah memindahkan pembinaan umat tersebut melalui pengajian secara daring,” ujar Teddy Suratmadji.
DPP LDII, menurut Teddy mendukung kebijakan pemerintah, Kementerian Agama, dan MUI yang meminta umat Islam menerapkan protokol kesehatan dalam beribadah. Terutama di zona merah, tidak melakukan kegiatan yang sifatnya massal di masjid-masjid.
Teddy lalu menyitir hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, yang bisa dijadikan acuan beribadah dalam kondisi wabah.
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ لِمُؤَذِّنِهِ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ: إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، فَلاَ تَقُلْ حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، قُلْ: صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ، فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا، قَالَ: فَعَلَهُ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي، إِنَّ الجُمْعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُحْرِجَكُمْ فَتَمْشُونَ فِي الطِّينِ وَالدَّحَضِ. (صحيح البخارى – بَابُ الرُّخْصَةِ إِنْ لَمْ يَحْضُرِ الجُمُعَةَ فِي الْـمَطَرِ)
Ibnu Abbas RA pernah berkata kepada muazzin-nya ketika (menjelang jumatan dan) hari hujan lebat: “Setelah kamu membaca Asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah, jangan dilanjutkan dengan Hayya ‘alas-shalaah, tapi gantilah dengan Shalluu fii buyuutikum (Shalatlah di rumah kalian masing-masing)”. Orang-orang banyak yang tidak setuju dengan keputusan Ibnu Abbas ini. Maka kemudian dia berkata: “Hal seperti ini pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dari pada aku (maksudnya adalah Rasulullah SAW). Jumatan memang suatu ketetapan tapi aku tak mau membuat kalian merasa berat untuk berjalan di tengah lumpur dan becek”. (HR Al-Bukhari, Bab Keringanan untuk tidak menghadiri jumatan ketika hujan lebat).
“Hujan lebat bisa membuat Rasulullah memutuskan agar umat Islam salat Jumat di rumah. Kondisi saat itu, mengakibatkan masjid tergenang atau jalanan banji. Apalagi wabah penyakit yang membahayakan, untuk itu peribadatan seperti salat lima waktu dan salat Jumat bisa dilakukan di rumah-rumah,” ujar Teddy Suratmadji.
Ia juga mengingatkan, keberhasilan PPKM sangat bergantung kepada kepatuhan rakyat Indonesia termasuk umat Islam. Terutama menerapkan protokol kesehatan yang disertai sikap tawakal, berpasrah diri dan memperbanyak doa.(fin).