Jakarta, Beritakotanews.com: detik.com menulis topik soal pengaturan celana cingkrang yang kembali mencuat lantaran Menteri Agama Fachrul Razi  menggulirkan wacana soal pelarangan celana cingkrang di instansi pemerintahan karena identik dengan radikalisme. Meski kemudian sang menteri minta maap dan menganggap sudah selesai. Padahal celana cingkrang bukan melulu soal ideologi, melainkan juga soal fesyen. Tulis detik.

Celana cingkrang adalah celana yang panjang yang ujungnya tidak sampai mata kaki. Di dunia fesyen, celana cingkrang populer dikenal sebagai celana capri.

Sebagaimana dilansir The Independent, celana capri mulanya diperkenalkan oleh perancang busana Sonja de Lennart pada 1948. Kemudian dipopulerkan oleh pengusaha mode asal Inggris, Bunny Roger. Nama capri sendiri diambil dari nama pulau di Italia sana.

Sebagai contoh, lelaki maskulin tak boleh memakai pakaian dengan warna cerah lantaran itu justru akan membuatnya jadi feminin. Sebaliknya, perempuan yang feminin tidak boleh memakai kemeja, yang justru akan menimbulkan kesan tomboy. Pendefinisian identitas dengan atribut yang dipakai justru akan melahirkan politik identitas.

Celana Cingkrang dan LDII

Celana cingkrang kerap diidentikkan dengan kelompok radikalisme. Padahal, atribut celana cingkrang juga diterapkan oleh kelompok Islam yang justru menentang keras radikalisme. Mereka adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).

Dikutip dari laman resmi LDII, celana cingkrang memang menjadi anjuran. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diriwayatkan Ibnu Umar RA. Dalam hadis tersebut, dijelaskan oleh Nabi bahwa mereka yang memakai sarung melebihi mata kaki erat golongan orang sombong.

LDII sendiri merupakan salah satu ormas yang sangat menentang radikalisme. Pada 2012, LDII meneken memorandum of understanding (MoU) dengan PBNU untuk menangkal radikalisme. Sedangkan pada 2018, Presiden Jokowi bahkan hadir ke acara Rakernas LDII untuk membuka acara ‘LDII untuk NKRI’.

Bahkan kerjasama dengan TNI, LDII bersama Pangdam Siliwangi, dengan Kodam Jaya sering adakan kegiatan bersama dengan thema ‘Bela Negara’. Termasuk LDII juga yang mempelopori gerakan ‘Ayo Hormati Guru’ yang di tanda tangani Presiden RI.

Popularitas celana capri makin naik ketika celana ini kerap dipakai oleh aktris Amerika Serikat (AS) ternama, Audrey Hepburn. Gara-gara sering dipakai oleh pemain film Breakfast at Tiffany’s itu, celana capri menjadi populer pada medio 1950-an hingga 1960-an.

Bukan hanya Audrey, penyanyi pop tersohor Michael Jackson pun identik dengan celana capri. Celana capri inilah yang juga memudahkan Michael Jackson untuk melakukan gerakan menari moonwalk yang terkenal itu.

Berdasarkan kepopuleran celana capri ini, bisa dilihat bahwa celana cingkrang bukan melulu soal ideologi. Dalam buku berjudul ‘Fashion in Focus’ (2011) karya Tim Edward, dijelaskan bahwa penafsiran fesyen secara serampangan justru akan menciptakan politik pembedaan. Alias, satu bentuk fesyen tertentu akan menghasilkan stigma pada identitas kelompok masyarakat.

Namun demikian, LDII juga tidak mengklaim satu-safunya Ormas yang clananya cingkrang. Ternyata selain LDII ada juga kelompok Islam yang clananya cingkrang bahkan lebih cingkrang dari LDII.

“Ada juga kelompok Islam lain, selain LDII yang clananya cingkrang, bahkan lebih cingkrang, kalau LDII cingkrangnya biasanya pas diatas mata kaki, asal tidak sampai nglembreh,” ujar H.Jasa Dermawan, Bendahara MUI Kota Adm Jakart Barat.(fin).