Foto : HMr

Surabaya,Beritakotanews.com: Maraknya peredaran obat dan makanan serta produk konsumsi ilegal di Indonesia, membutuhkan komitmen tinggi petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan lintas aparat terkait lainnya, untuk tetap bertugas dengan maksimal.

Untuk menciptakan agen perubahan dalam melindungi masyarakat dari bahaya obat dan makanan ilegal, maka Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya, mengadakan pelatihan revolusi mental, untuk 50 orang aparaturnya, yang berlangsung pada 14-16 September 2017, di Malang, Jawa Timur.
Dra. Hardaningsih, Apt, MHSM, Kepala BBPOM Surabaya, menegaskan bahwa kondisi dan tantangan tugas BPOM saat ini sungguh berat, karena dampak perkembangan globalisasi dan teknologi, diantaranya menyebabkan semakin banyak jenis dan variasi produk obat dan makanan yang beredar di seluruh pelosok Indonesia, perdagangan melalui online sudah marak sementara belum ada UU perdagangan online yg menaunginya.
Sementara itu, Harapan masyarakat yg sangat tinggi kepada BPOM, untuk dapat memberikan perlindungan terhadap obat dan makanan yg tidak memenuhi syarat.
Dan juga masih adanya pelaku usaha yg belum patuh terhadap ketentuan, bahkan oknum-oknum yg memproduksi dan mengedarkan produk konsumsi ilegal.
Kendala lainnya pun tidak sampai disitu, dari sisi internal, tidak adanya penambahan SDM beberapa tahun ini, tetapi justru berkurang karena pensiun, maka dengan SDM yang ada, harus dapat ditingkatkan lagi kapasitas dan kualitasnya melalui workshop revolusi mental ini, sehingga diharapkan mampu membuat inovasi dan terobosan dalam bertugas.
Workshop revolusi mental dan outbound yang dibawakan selama tiga hari oleh Ir Hamry Gusman Zakaria MM, motivator dan pakar SDM ini, juga menampilkan nara sumber Dr Yayan, Kepala Bappeda Pemkab Banyuwangi, dan Pery Irawan SSos, MPM, Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Wakil Presiden RI, untuk memperkuat aspek penataan akuntabilitas kinerja ASN.
“Peserta kami bimbing untuk
Foto : Hmr

dapat meningkatkan skill komunikasinya, agar dapat lebih percaya diri, dan berani menciptakan inovasi baru, melalui sesi diskusi per bidang kerja, dan Alhamdulillah banyak ide baru seputar inovasi layanan publik yang  timbul dan akan ditindak lanjuti oleh pimpinan BBPOM Surabaya” Menurut Hamry Gusman, yang juga seorang dosen tamu pada Lemhannas RI.

Sri Hardaningsih juga mengungkapkan, bahwa kegiatan ini mampu memberikan energi baru dan menggunggah rasa kebangsaan sbg ASN untuk berkontribusi lebih dalam pengabdian bangsa dan negara, serta merubah paradigma untuk menjadi ASN yg cepat tanggap, berpikir kritis dan mencari alternatif solusi unt menghadapi hambatan.
Para ASN BBPOM Surabaya juga ‘disentuh’ sisi spiritualnya, agar bekerja dengan hati dan memeliki keyakinan, bahwa bekerja  menjadi bagian dari ibadah.(A-d)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *