Artikel :

KURIKULUM PENDIDIKAN RAMADHAN DI KELUARGA

Oleh : Dr. Zulkifli, MA

Dosen FAI Universitas Muhammadiyah Tangerang

Bulan Ramadhan 1442 H, Menyapa dan menghampiri kita, Marhaban Ya Ramadhan Selamat datang bulan ampunan, bulan keberkahan dan bulan pendidikan ruhani dan jasmanai. Ramadhan merupakan bulan pelatihan kesabaran, walau suasana pandemi Covid -19  sudah satu tahun  tetapi tidak menghalangi niat kita untuk beribadah di bulan Ramadhan dengan keluarga semakin dekat. Setiap manusia memiliki tingkat kedisiplinan yang berbeda-beda tergantung dari pola pembinaan keluarga masing-masing. Keluarga merupakan miniatur terkecil dari sebuah negara, dari sanalah negara akan maju dan berkembang jika keluarga dan masyarakat hidup damai dan tentram. Sebuah keluarga akan berhasil mengarungi samudra kehidupan ketika suami dan istri memiliki aturan dan tata tertib yang sama dalam pembinaan dan pengajaran terhadap anak-anaknya. Sebuah seperangkat yang terencana dan dibawah bimbingan kedua orangtua dalam mencetak ketertiban hidup yang Islami merupakan kurikulum yang wajib ada dalam keluarga. Pembiasaan itu bernama puasa, bagaimana pendidikan puasa yang lekat dengan contoh yang diulang-ulang setiap hari selama sebulan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan faktor pencetak keluarga Islami identik dari pembelajaran secara bertahap dikeluarga. Dengan adanya pendidikan puasa yang kita mulai esok hari dengan dalil Qur’an Surat 2 : 183.

 

Ayat diatas memberikan pemahaman kepada anggota keluarga untuk menjadi orang yang bertqwa harus menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya serta dalam proses tersebut  dituangkan bagaimana  keteladanan kedua orangtua yang dilihat dari sisi mengendalikan emosional dalam berpuasa  selama berinteraksi dengan keluarga dan oranglain. Melalui ayat ini maksud Allah SWT kepada orang-orang mukmin supaya berpuasa selama satu bulan. Dengan berpuasa dapat mengalahkan hawa nafsu. Proses pembelajaran kurikulum Ramadhan diusia anak 0 sampai 7 tahun anak memantau dan mempraktikan apa-apa yang dilakukan kedua oragtua. Ketika anak berusia 8 sampai 15 mereka sudah mulai terbiasa mengikuti apa-apa yang telah didapati dan dilihat.     Berdasarkan Ilmu Pendidikan Islam maka orangtua harus melihat dari proses pendidikan, pola pengajaran dan pembiasaan dalam pembentukan jasmani dan ruhani. 

       Disamping itu menurut Zakiyah Daradjat orangtua perlu memberikan pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin sehingga ketika anak dewasa menjadi faham dan terbiasakan. Dalam suasana masih pandemi ini orangtua semakin dekat dan produktif dalam hal membuat kurikulum Ramadhan diantaranya mengajarkan dan membiasakan membaca Al-Qur’an, memberikan sedekah kepada orang yang kurang mampu. Jika dibulan Ramadhan pendisiplinan lewat kurikulum itu terlaksana Insyaallah akan lahir Keluarga berkarakter Islami serta mampu menjaga di 11 bulan kedepan. Adapun maksud kurikulum Ramadhan :

  1. Meningkatkan kualitas anggota keluarga untuk dekat dengan Allah yaitu dengan proses pembelajaran puasa, membaca Al-Qur’an dan berempati kepada sesama manusia.
  2. Pembinaan yang terus menerus dan disesuaikan dengan usia yaitu pengaplikasian dikeluarga dan kepada masyarakat. Sehingga dengan pembiasaan anak akan menjadi karakter Islami. Sebagai Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat 66 ayat 6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

    1. Proses pelaksanaan menghafal Al-Qur’an yang dicontohkan kedua orangtua, dengan membaca dan menghafal Al-Qur’an di bulan Ramadhan ini kegiatan anak-anak menjadi bermanfaat.

    Setelah Ramadhan berakhir kurikulum tersebut dievaluasi keberhasilan kurikulum pendidikan Ramadhan di keluarga, untuk menjalankan 11 bulan pembiasaan tersebut bisa terlaksana. Melihat terkadang dari kurikulum perangkat aturan yang sering ditabrak mengakibatkan keluarga menjadi tidak tentram dan kurang nyaman hidup dirumah. Dari evaluasi kurikulum Ramadhan bisa kita ambil pelajaran didalamnya yaitu :

    1. Keberadaan dari orangtua menjadi sumber utama terciptanya keharmonisan dan pembinaan moral keluarga.
    2. Penghuni rumah dalam penbinaan Iman selama bulan ramadhan bisa meningkat selama pandemi karena ikatan emosional dengan pola pendidikan, pengajaran dan pembiasaan.
    3. Kerjasama yang baik antara orangtua dan penghuni rumah karena orangtua mencontohkan hal-hal positif.
    4. Adanya alat-alat pendukung dari kurikulum pendidikan keluarga yaitu orangtua pandai ataupun mahir serta adanya alat-alat penghubung dalam pembelajaran karakter anak.

    Orangtua merupakan pencetak kepribadian anak yang sholeh dan sholeha atau sebalaiknya yang salah. Dalam memberikan keragamaan dibulan Ramadhan ini perlu diperhatikan yang terbaik dalam kurikulum pendidikan Ramadhan yaitu:

    1. Orangtua mampu memberikan penanaman nilai-nilai kebaikan dan pemotivasi untuk mengembangkan bakat anak.
    2. Orangtua harus selalu hidup berakhlak dan berkata yang baik sebagaimana dalam Al-Qur’an surat 4 ayat 9.dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.            Pada akhirnya nuansah Ramadhan mencetak orang-orang dan keluarga yang bertakwa kepada Allah SWT dengan melihat kurikulum pendidikan Ramadhan di keluarga serta bisa terlihat dikeluarga masing-masing melalui perubahan prilaku anak-anak terhadap orangtua, pembiasaan membaca Al-Qur’an dan jiwa empati terhadap sesama manusia. Semoga dengan kurikulum Pendidikan Keluarga ini bisa meningkatkan semangat beribadah kepada Allah, mampu mengaplikasikan kebenaran dan memiliki empati terhadap sesama aamiin.  wallahu a’lam bishawab.