Jakarta, Beritakotanews.id : Andri Krisnanto Pakar Keuangan dan Investasi, yang juga CEO RNA Kapital Manajemen, menyoroti terkait Perbaikan Keuangan Garuda Indonesia Perlu diprioritaskan Pasca Penurunan Tarif Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Andri Krisnanto menyoroti hal itu terkait dengan apa yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengatakan harga tiket pesawat berhasil diturunkan menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) sebagai upaya untuk mendukung tingginya mobilitas masyarakat selama periode liburan.
“Di hari-hari yang memang kita harapkan akan terjadi mobilitas yang tinggi, masyarakat kita menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, kita berharap ada upaya untuk pengurangan harga tiket pesawat. Dan ini alhamdulillah sudah bisa terjadi,” kata Menko AHY dalam acara Diskusi Inspiratif Sinergi Alumni SMA Taruna Nusantara Angkatan V, Minggu (8/12/2024) seperti dikutip dari Antara.
Dampak Keuangan bagi Garuda Indonesia
Menanggapi hal ini, Andri Krisnanto mengungkapkan bahwa kondisi keuangan PT Garuda Indonesia, Tbk (GIIA) di Kuartal III 2024 mengalami negative equities sekitar Rp18,7 triliun dan mencatatkan kerugian bersih Rp2,06 triliun, juga perlu diperhatikan oleh Pemerintah pasca penurunan tarif ini.
“Penurunan tarif 10 persen tiket pesawat terbang, termasuk Garuda Indonesia, selama Nataru adalah program Pemerintah yang sangat baik sebagai stimulus ekonomi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Namun demikian, penataan kinerja Garuda Indonesia juga menjadi prioritas, ” ungkap Andri saat ditemui pada Wisuda Sarjana STAIMI Minhajurosyidin, Jakarta (Selasa,17/12/2024).
Terdapat 3 (tiga) permasalahan Garuda Indonesia yang perlu diantisipasi secara serius yaitu risiko gagal bayar (default risk), beban operasional yang melampaui pendapatan, dan komposisi aset non produktif yang tinggi. Tambah Andri, yang juga alumni SMA Taruna Nusantara seangkatan dengan AHY.
Dengan adanya penurunan tarif Garuda Indonesia 10 persen, diharapkan ke depan dapat terjadi soliditas kerjasama antar sesama BUMN yaitu Pertamina dan Angkasa Pura untuk membantu perbaikan struktur biaya Garuda Indonesia antara lain dari eksposur harga avtur dan airport tax.
“Saya prediksikan upaya strategis dari Pemerintah ini akan terjadi, dan patut kita acungi jempol,” tutup Andri.*