Jakarta, Beritakotanews.id : Untuk mewujudkan permintaan warga masyarakat yang menginginkan agar keberadan organisasi FUHAB bukan hanya ada di Jakarta saja, Ketua Umum Forum Ulama & Habaib (FUHAB) Jakarta KH.M.Lutfi Zawawi terus bergerak berkeliling ke wilayah-wilayah dalam rangka melantik dan mengukuhkan kepengurusan wilayah.

“Setelah Jakarta kepengurusan FUHABnya sudah terbntuk semua bahkan ada yang sudah sampai hingga tingkat kelurahan, maka untuk selanjutnya kami bergerak ke wilayah penyangga, yakni sesuai dengan permohonan dari warga, adalah kepengurusan di wilayah Kabupaten kepulauan seribu. Sesungguhnya yang sudah minta untuk segera dibentuk diprovinsi-provinsi diluar Jakarta banyak, namun sesuai arahan majelis tinggi, kita akan perkuat kepengurusan di Jakarta dan sekitarnya terlbih dulu, sehingga untuk wilayah provinsi lain, nunggu giliran,” Jelas KH.M.Lutfi Zawawi saat mengukuhkan kepengurusn FUHAB wilayah Jakarta Barat beberapa bulan lalu.

Hari ini, (senin,30/5/2022 red.) lenjut KH.MLutfi Zawawi, bersama rombongan pengurus DPP FUHAB akan melantik dan mengukuhkan kepengurusan FUHAB di Kepulauan seribu.

Sebelum acara pelantikan dan pengukuhan kepengurusan FUHAB tingkat Kabupaten Kepuluan seribu, KH.M.Lutfi Zawawi bersama rombongan pengurus DPP yang mendampinginya terlebih dulu mengunjungi beberapa pulau untuk ziarah ke makam para waliyullah.

“Sekalian wista religi, kami serombongan sebelum acara pengukuhan, terlebih dulu ziarah ke makam para Waliyullah, jadi ternyata di pulau seribu ini banyak makam waliyulah, seperti di kepulaun sepajang, (pulau panjang), disana ada makam keramat Sultan Maulana Mahmud bin Zakariya, kemudian di pulau Harapan ada juga Makam Habib Tali Kecil, yang lokasi makamnya berada ditengah-tengah pemukiman, lalu di kepulauan Panggang, disana ada makam keramat juga, yakni makamnya seorang Habaib yang usia makamnya sudah ratusan tahun, yaitu makamnya Habib Ali bin Ahmad bin Zaen Al Aidid, seorag ulama dzuriyah mubaligh yang memperjuangkan ajaran islam dikepulauan terpencil yakni dipulau Panggang. Pulau yang dikenal jahiliyah karena masih banyak rompak dan penduduknya tidak segan-segan untuk memanggang sesamanya, kala itu. Namun dengan karomah dan kegigihannya, almarhum Habib Ali ini datang dengan ketegarannya,” KH.M.Lutfi Zawawi berkisah.

Sebelum rombongan sampai dikepulaun Panggang yang merupakan kunjungan ziarah wisata religi terakhir, ada sebuah kejadian yang menjadi bahan ketawa bagi yang mendengarnya.

Saat rombongan memasuki makam Sultan Maulana Mahmud bin Zakariya, seperti lazimnya Ketua Umum memimpin doa tahlil dengan mengawali kirim hadiyah fatihah untuk yang sudah almarhum terutama nama-nama yang ada di makam tersebut, karena dimakam itu yang menempel didinding tercantum hanya nama Sultan dan juru kincinya yakni Nurhayati binti muhabah, maka kedua nama tersebutlah kemudian dikirimi fatehah dengan sebutan almarhum dan almarhumah.

Disinilah serunya, ternyata sang juru kunci yang tadi dikirimi fatehah dan disebut almarhumah, ia bangkit dari tempat duduknya usai acara doa selesai dan maju kedepan memberi sambutan, tentu setelah dipersilahkan oleh panitia.(fin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *