
Dalam sambutan sebagai tuan rumah, Alhabib Ubaidillah Alhasany mengaku merasa sangat senang Pondoknya dipercaya menjadi tempat mengadu kecerdikan, kecerdasan dan ketangkasan para atlet pencak silat dalam menggapai prestasi.“Pendiri Ponpes Al Ubaidah, KH Nurhasan dulunya juga pendekar dan perintis ASAD, jadi sudah pantas kalau Pondok ini juga dimanfaatkan dan dibarokahkan untuk event kejuaraan Persinas ASAD,” ujarnya.
Selain itu, habib Ubaidillah Alhasany yang merupakan cicit nabi SAW dari garis keturunan cucu Rasululloh SAW yang bernama Hasan, berpesan agar sebisa mungkin para atlit terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, pesilat harus memiliki tujuan benar untuk olahraga bela diri serta cari prestasi, bisa mengendalikan diri tidak terbakar emosi, motivasi menang tanpa mencederai, dan rasa persaudaraan tinggi ingin menjaga keselamatan dan saling menghormati.
“Kegiatan tersebut juga merupakan upaya membina karakter untuk warga Persinas ASAD, pengurus, pelatih dan atlet. Karakter ini perlu kami kedepankan agar bisa menjadi pesilat terbaik dan memiliki prestasi yang membanggakan,” tutur Dedid yang juga Guru Besar Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
“Selama ini Persinas ASAD selalu menjaga nama baik pencak silat, baik di gelanggang maupun di luar gelanggang. Persinas ASAD memiliki organisasi yang solid dan anggota yang semakin banyak, itu tidak mudah. Harus memiliki leadership yang kuat,” ujar Supratomo.
Masih menurut Supratomo, kesuksesan itu produk dari kebiasaan sehari-hari menurutnya bila seorang atlet atau perguruan ingin jadi juara tingkat nasional maupun internasional harus mengerti apa yang ingin dikuasai, contohnya fisik, tehnik, taktik dan mental (Fin/Ficky_Wd/LINES).