Jakarta, Beritakotanews.com: Defia Rosmaniar menyumbangkan emas untuk Indonesia dari cabang taekwondo nomor indvidu poomsae putri Asian Games 2018. Pada duel final di Jakarta Convention Center, Jumat (19/8), Defia mengalahkan wakil Iran, Salahshouri Marjan, dengan skor 8.690 – 8.470. Pada babak 16 besar, Defia menyingkirkan Wong Kai Yu dari Hongkong.
Sementara pada perempat final ia mengalahkan Tuyet Van Chau dari Vietnam. Pada semifinal, Defia bertemu mengalahkan wakil Korea, Jihye Yun dengan skor 8.520 – 8.400. Raihan emas tersebut membuat Defia mencetak sejarah untuk Indonesia. Ya, medali emas ini merupakan emas pertama Indonesia dari cabang taekwondo sepanjang keikutsertaan di Asian Games. Perburuan untuk mendapatkan medali di Asian Games 2018 telah dimulai, setelah dibuka secara resmi pada Sabtu malam (18/8/2018) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).
Di event olah raga multi event terbesar kedua di dunia setelah Olimpiade ini, China dan Jepang mendominasi perolehan medali dan menjadi juara. Dari 17 kali penyelenggaraan, China menjadi juara sebanyak 9 kali, sedangkan Jepang sebanyak 8 kali. Dari Asian Games I tahun 1951 hingga Asian Games VIII, Jepang menjadi jawaranya. Namun seiring pergerakan waktu, dominasi Jepang tersebut mulai tergeser oleh China, sejak Asian Games IX di New Delhi India pada 1982. Dan berlanjut hingga Asian Games XVII tahun 2014 di Incheon Korea Selatan.
Di Asian Games ke-18 ini, kontingen Indonesia menargetkan masuk 10 Besar dalam klasemen perolehan medali. Naik dibandingkan dengan psosisi ke-17 pada Asian Games ke-17 tahun 2014 di Incheon Korea Selatan dengan perolehan medali emas 4, perak 5, perunggu 11. Indonesia mengincar medali emas dari 14 cabang olah raga yaitu atletik (lompat jauh), angkat besi, bulu tangkis, bowling, bridge, balap sepeda, panahan, kano/rowing, jetski, paralayang, pencak silat, panjat tebing, taekwondo, wushu.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan atlet yang berhasil meraih medali emas pada ajang Asian Games 2018 akan disediakan bonus uang sebesar Rp1,5 miliar.
“Bonus peraih medali emas sebesar itu, merupakan tertinggi sepanjang sejarah Asian Games,” ujarnya ditemui usai berziarah ke makam saudaranya di Kudus.
Untuk peraih medali peraknya, kata dia, masih seperti ijon, jadi yang menentukan klasemen adalah emas. Oleh karena itu, lanjut dia, medali emas yang harus dijadikan motivasi semua atlet untuk bisa meraihnya. Dengan raihan medali emas, katanya, atlet akan mendapatkan bonus terbesar. Terkait dengan uang saku, lanjut dia, merupakan sesuatu yang dilakukan dan ditepati sejak beberapa tahun yang lalu. Hal tersebut, katanya, sudah dilakukan di ajang Sea Games Kuala Lumpur, Sea Games Singapura dan Olimpiade Brasil.
“Jadi tidak ada istilah janji. Kami menepati semuanya, termasuk uang saku dan demikian halnya di Asian Games ini juga akan ditepati,” ujarnya.
Dengan adanya bonus besar tersebut, para atlet diharapkan terpacu untuk berprestasi dalam mengharumkan nama bangsa. Adapun target prestasi pada Asian Games 2018, kata Nahrawi, menargetkan masuk sepuluh besar. “Jika dikonversikan dengan medali emas, maka berkisar 16-an medali,” ujarnya.
Pada ajang Asian Games 2018 yang diadakan di Jakarta dan Palembang yang akan digelar pada 18 Agustus-2 September 2018 bakal diikuti 45 negara dan akan mempertandingkan 463 nomor event dari 40 cabang olahraga. Untuk kesiapan tempat digelarnya ajang Asian Games 2018, dipastikan siap karena saat ini hanya tahap penyelesaian akhir. Ia juga menyayangkan adanya perusakan kursi di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.
“Informasi terbaru, sudah dipasang kembali. Seharusnya semua pihak menjaganya bukannya merusak karena Indonesia menjadi tuan rumah ajang Asian Games 2018,” ujarnya. (berbagai sumber).