Opini :
KURIKULUM KEPRIBADIAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN RAMADHAN
Oleh : Dr. Zulkifli, MA
Dosen Tetap FAI Universitas Muhammadiyah Tangerang, Dosen Tidak Tetap UIN Jakarta dan Anggota ICMI TANGERANG.
Suatu perencanaan yang disertai dengan perangkat dan contoh-contoh kebaikan akan mendapatkan hasil yang memuaskan itulah yang disebut dengan kurikulum kehidupan. Bulan Ramadhan merupakan bulan pendidikan bagi diri, keluarga bahkan masyarakat dan cakupannya adalah dunia.Dalam membuat kurikulum pribadi dibulan Ramadhan seseorang harus memiliki tahapan-tahapan setiap harinya berdasarkan evaluasi dari tahun ke tahun hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan isi dan kegiatan Ramadhan harus tertata dan jelas sehingga ibadah selama sebulan tidak terganggu dengan urusan keduniawian. Perjalanan Ramadhan selama satu bulan penuh harus terkonsep dan teraplikasikan dengan kurikulum yang didalamnya berisi, Membaca tadarus Al-Qur’an, Menjaga lisan, Bersedekah, Melakukukan sholat Malam dan berbagai hal kebaikan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Kurikulum Ramadhan yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW telah teraplikasikan terlihat dalam kehidupan sehari-hari, hal itu menjadi sebuah persiapan selama 11 bulan kedepannya. Pentingnya tadarus Al-Qur’an dalam diri pribadi untuk menguatkan keimanan dan keistiqomaan dalam kehidupan, keutamaan yang lain dalam mempersiapkan hidup dan kehidupan antara lain, perniagaan dan perdagangan yang tidak pernah merugi, memperoleh pahala yang banyak, mendapatkan syafaat pada hari kiamat, sebagai kebaikan bagi pembacanya sendiri, dan merupakan pencapaian yang lebih baik dari harta dan dunia. Di dalam Al-Qur’an QS. Al-A’rof ayat 204 yang Al-Qur’an. Maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
Dengan kita membaca Al-Quran dibulan suci Ramadhan serta mentadaburi merupakan suatu perintah menyimak, melihat bacaan Al-Qur’an serta membaca, dengan mendengarkan mendatangkan kasih sayang Allah apalagi membacanya. Beberapa keutamaan membaca Al-Qur’an yang disebutkan oleh para ulama dibulan Ramadhan antara lain, menjadi pelembut dan penerang hati, memudahkan segala urusan manusia, menjadi fasih dalam lisan, terkabulnya keinginan atau permintaan, mendatangkan kebaikan. Dengan adanya perencanaan dan perangkat dalam kurikulum Ramadhan mempersiapkan diri dan keluarga menjadi Istiqomah dalam mempersiapkan bulan-bulan berikutnya. Pada akhirnya Ramadhan akan selalu berbekas pada pribadi dan keluarga ketika pesan tersebut selalu diimplikasikan ketika dibulan selanjutnya selalu melaksanakan puasa setelah puasa 6 hari di bulan Syawal, dengan melakukan puasa senin dan kamis atau puasa ayyamul bidh, 13, 14, 15 setiap bulannya, implikasi yang kedua selalu rutin membaca Al-Qur’an disetiap waktu secara bersama dengan keluarga. Dengan membaca dan mengaplikasikan ayat-ayat Al-Qur’an didalam kehidupan akan berguna pada ketentraman jiwa manusia dan sebagai pengobat hati.
Nabi Muhammad SAW bersabda: Shoum atau Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada manusia di hari kiamat, puasa akan berkata’ Ya Allah aku telah menghalangi dari makan dan syahwat maka perkenankanlah aku memberikan syafaat untuknya, Sedang Al-Qur’an akan berkata Ya Allah aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafaat untuknya, maka Allah SWT memperkenankan keduanya. (HR. Imam Ahmad dan Ath-Thabrani). Implikasi pesan yang ketiga setelah Ramadhan meninggalkan kita, pembiasaan pribadi dan keluarga selalu melaksanakan sholat malam, dengan melakukan sholat malam akan selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta. Sebagaimana dalam QS. 17 : 79 yang artinya , Dan pada sebagian malam hari sholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dengan selalu Istiqomah melaksanakan sholat malam berarti muhasabah dan menilai diri untuk lebih baik lagi. Ali bin Abi Tholib pernah berkata sebaik baik manusia adalah yang paling baik kepada Allah SWT, jadilah kita manusia yang paling bermuhasabah untuk pribadi menghitung apa saja yang sudah kita perbuat untuk hari esok dan jadilah manusia yang biasa saja dihadapan sesama manusia.
Implikasi yang keempat setelah Ramadhan pembiasaan pribadi dan keluarga selalu bersedekah dan berbuat kebaikan. Dengan bersekah maka akan menjadi penangkal musibah dan bala. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: Amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah amalan yang selalu berlanjut tidak ada putus-putusnya atau Istiqomah dalam kebaikan.(HR. Muslim). Implikasi kelima dari kurikulum Ramadhan selalu beribadah tepat waktu, jadilah kau hamba Allah yang senantiasa beribadah kepadah Allah jangan hanya beribadah di bulan Ramadhan saja, tetapi mengerjakan selalu di 11 bualan berikutnya.
Dengan adanya pendidikan, pengajaran serta pembiasaan dalam sebuah perangkat yang direncanakan baik bersifat pribadi atau keluarga merupakan sebuah bukti peran kedua orangtua dalam pembinaan jasmani dan rohani untuk membentuk nilai-nilai ke Islaman pada karakter pribadi anak dan keluarga. Disnilah kita harus jeli dalam mempersiapkan mental dan karakter anak, walau dimasa-masa pandemi yang sudah 1 tahun ini melanda dunia tetapi tidak mengurungkan niat kita sebagai orangtua dan pendidik, pribadi dan lain-lain untuk tetap Istiqomah untuk keluar dari wabah serta memberikan pendidikan dan pengajaran yang terbaik. Dari sinilah kita dan keluarga membangun pembiasaan apalagi di bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan berakhir, Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengatakan bahwa keluarga juga dikatakan pendidik yaitu kedua orangtua, pendidik dalam Islam adalah siapa saja yang bertanggungh jawab terhadap perkembangan anak didiknya yaitu keluarga. Semoga perencanaan yang di desain secara baik akan menghasilkan keluaran yang terbaik, dengan adanya kurikulum kepribadian keluarga akan menghasilkan semangat Ramadhan di 11 bulan kedepan, wallahu a’lam bishawab.