Prof. Dr.Gufron Ali Ibrahim MS. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Basseng dan Hery dari Harian Republika.(Foto : Fin)
Prof. Dr.Gufron Ali Ibrahim MS. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Basseng dan Hery dari Harian Republika.(Foto : Fin)

Jakarta, Berirakotanews.com : Jelang hajat pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) yang akan berlangsung pada 10-11 Oktober 2018, selenggarakan Diskusi Kelompok Terpumpun dengan thema, Model Pendidikan Membangun Karakter Kejujuran, Menghormati Orang Tua dan Guru  serta Membangun Kemampuan Literasi Trks&Visual Untuk Mmperkuat Sumber Daya manusia Profesional relegius.

Fokus Grup Discussion (FGD) DPP LDII yang diadakan di kantor DPP LDII Patal Senayan Jakarta, menghadirkan berbagai nara sumber termasuk dari Kemendikbud, Praktisi Pendidikan, Ormas dan Media sebagai moderator, diikuti oleh sekitar 100 peserta.

Presiden Jokowi memerintahkan penguatan pendidikan karakter sejak Sekolah Dasar (SD) melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Diharapkan mereka menjadi anak yang jujur dan tidak mengambil hak orang lain,

Demikian disampaikan Direktur Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  Dr Khamim dalam acara Diskusi Kelompok Terpumpun yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), di Jakarta,  Sabtu (15/9/2018).

Khamim mengatakan presiden telah mengeluarkan peraturan presiden (perpres) terkait penguatan karakter ini,  dalam perpres ini kata Khamim, pendidikan karakter mendapatkan porsi 70 persen dan 30 persen untuk porsi akademik.

“Ada lima tujuan dari penguatan pendidikan karakter ini dalam PPK ini yakni, pertama nilai religiusnya,  bagaimana meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,” Kata Khamim.

Kedua,  lanjut Khamim, bagaimana menumbuhkan rasa nasionalisme siswa tersebut. “Sesuai ajaran agama cinta tanah air bagian dari iman,” terang Khamim.

Ketiga adalah membangun anak tersebut agar bisa mandiri,  keempat memiliki sikap gotong royong dan kelima mendidik anak tersebut memiliki integritas.

(Foto : Fin)

“Kita ingin anak tersebut selain memiliki karakter yang baik,  juga setelah dewasa nanti juga menjadi anak yang kreatif dan inovatif serta menghormati orangtua dan para gurunya,” Khamim menambahkan.

Ketua DPP LDII Prasetyo Soenaryo dalam sambutan pembukaannya menjelaskan bahwa LDII sebagai Ormas Islam memiliki perhatian terhadap pendidikan karakter ini. Sebab ini menyangkut masa depan mereka dan bangsa Indonesia ke depan.

“Kita berharap dengan penguatan karakter tersebut generasi kita mampu adaptasi terhadap perubahan yang begitu cepat ini,” kata Prasetyo.

Hadir pula Prof. Dr. Gufron Ali Ibrahim MS. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Najellaa Shihab, S.Psi.MPsi Pemilik dan Pengelola Sekolah Cikal, Dr. Basseng M.Ed. dari DPP LDII dan dari Koran Republika Sebagai moderator.(fin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *