Jakarta, Beritakotanews.id : Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Perekonomian RI, Airlangga Hartarto melantik jajaran pengurus pusat Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) periode 2022-2027 di Pondok Pesantren Assidiqiyah Kedoya Jakarta pada Ahad, 5/6/2022 pukul 21.00.
Muktamar Luar Biasa (MUBES) Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) memberikan amanat kepada KH Choirul Anam dan DR Gunawan Hidayat sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP MDI masa bakti 2022-2027. Sementara Bendahara Umum terpilih Singgih Januratmoko. Selain itu Muktamar Luar Biasa MDI yang digelar di Jakarta, pada Sabtu-Ahad 26-27 Maret 2022 juga menetapkan H Airlangga Hartarto dan H Muhammad Hatta sebagai Ketua dan Wakil Ketua Majelis A’la, KH Hasan Nuri Hidayatullah sebagai Ketua Majelis Munadzim dan Dr Deding Ishak sebagai Ketua Majelis Pakar.
MDI adalah ormas keislaman yang merupakan onderbouw Partai Golkar. Ormas keagamaan ini telah menggelar Musyawarah Besar (MUBES) pada 26-27 Maret 2022 lalu setelah beberapa waktu MDI sempat mengalami vakum.
Setelah tersusun kepengurusan lengkap hasil Mubes MDI yang mengangkat tema ‘Revitalisi Peran MDI dalam Peningkatan Kualitas Dakwah dan Pemberdayaan Ekonomi Ummat’ secara resmi diantik oleh H.Airangga Hartarto Ketua Majlis A’la yang Juga Ketua Umum Partai Golkar.
Dalam pidatonya, Airlangga Hartarto yang Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Jokowi-KH.Makruf Amin mengingatkan agar pengurus MDI yang baru saja dilantik untuk menepati sumpah dan janjinya juga mengingtkan tugas pokoknya MDI.
“Politik identitas telah merusak tatanan hidup berbangsa dan memecah belah persatuan umat. MDI memiliki tugas untuk menyatukan umat dan menghentikan politik identitas pada tahun politik,” ujar Airlangga Hartarto.
Selanjutnya Ia mengingatkan para pengurus MDI yang dilantik di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, dapat membantu dalam permasalahan elektoral dan mampu menyalurkan aspirasi umat Islam. Menurutnya Golkar bersama partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu, berusaha menyelesaikan masalah populisme dan politik identitas, “Sementara MDI bergerak pada persoalan dakwah yang menyatukan umat,” ujarnya.(fin)