Jakata,Beritakotanews.com: Pengerukan Alam berupa emas, minyak dan lain – lain tentunya harus menghasilkan sumber daya manusia, satu juta barel minyak yang dikeruk dan dijual dari alam Indonesia, mestinya bisa kembali menghasilkan 100 ribu Sumber Daya Manusia, selama ini jadi apa? kata Prasetyo Sunaryo, Pengamat dari Paradigma Riset Insitute yang juga ketua DPP LDII, saat menawali diskusi dengan awak media, di Jakarta, Selasa 2/4/2019.
“Mestinya, sumber Daya Alam yang dikeruk kemudian dijual, itu kembali ke Indonesia lagi menjadi Sumber Daya Manusia, misalnya 1barel minyak yang dijual, atau 1kg mas yang dijual dari alam Indonesia itu bisa kembali menjadi 100 ribu SDM, jadi SDA menghaslkan SDM,” Jelas Pras, di Jakarta, Selasa, 2/4/2019.
Pras, selanjutnya juga menyoroti Rencana pembangan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-2019 yang sebentara lagi habis dan tentu Pemerintah kemudian membuat RPJMN baru. Untuk periode 2020-2024. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menawarkan implementasi green economic atau ekonomi hijau untuk dimasukkan dalam RPJMN 2020-2024.
Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo, pembuatan RPJMN selama ini tidak ada saluran bagi masyarakat untuk memasukkan tawaran atau aspirasi dalam penyusunan RPJMN oleh eksekutif. Prasetyo berharap ke depan aspirasi masyarakat atau ormas bisa diakomodasi dalam RPJMN 2020-2024.
Dia menuturkan semangat dari ekonomi hijau adalah menjaga lingkungan tetap lestari dan pembangunan berkelanjutan. Diantara programnya adalah penyediaan energi ramah lingkungan, pangan, dan ketersediaan air secara berkelanjutan.
’’Dalam pangan misalnya, kita harapkan pembangunan pangan yang berkelanjutan. Penggunaan pupuk yang mengurangi kesuburan harus diganti,’’ katanya di kantor DPP LDII Selasa sore (2/4).
Gerakan ekonomi hijau yang paling cepat untuk diterapkan adalah di bidang pertanian. Khususnya pertanian organik. Dia mengatakan dalam RPJMN 2020-2024 penerapan pertanian organik tidak harus 100 persen di seluruh Indonesia. Tetapi bisa dilakukan secara bertahap, namun dengan acuan grand design tertentu. ’’Bisa mulai dengan sayur organik dahulu,’’ jelasnya.
Dia menuturkan sayuran organik selain lebih sehat, juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Sehingga bisa menghasilkan pendapatan lebih baik bagi para petaninya. Kemudian dalam program ini penggunaan pupuk urea yang bisa mengurangi kesuburan tanah harus dikurangi.
Program ekonomi hijau lainnya bisa berupa pengolahan limbah dan sampah. Dia menuturkan sampai saat ini masih banyak industri yang mengeluarkan limbah berbahaya. Kemudian limbah tersebut dibuang begitu saja di alam. Contohnya adalah di beberapa titik aliran sungai Citarum. Dia berharap bisa diterapkan teknologi yang bisa membuat limbah industri menjadi aman untuk dibuang ke alam.
“Saya kira, jika pemerintah yang mendatang ini memang betul-betul pro rakyat, insa Alloh akan mendengar aspirasi rakyat dan bekerja untuk kepentingan rakyat meski tidak begitu populer,” Tutup Pras. (fin)