Daging Hewan Kurban Warga LDII yang dipotong dengan Standar Protokol Kesehatan.(Foto : Fin).

Jakarta, Beritakotanews.com: Kondisi perekonomian bangsa yang sedang lesu akibat terdampak adanya pandemi Covid-19, tidak menyurutkan semangat Warga LDII di seluruh Indonesia dalam meraih pahala besar berkurban disaat merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban yang jatuh pada 31 Juli 2020.

Sebagaimana release yang diterima beritakotanews.com, menyebutkan untuk kurban Idul Adha tahun 1441H yang bertepatan dengan tahun 2020, dari data yang dihimpun DPP LDII di seluruh Indonesia atau 34 provinsi jumlah hewan kurban sebanyak 20.848 sapi, 18.556 kambing, dan 20 kerbau.

“Angka ini naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujar Wakil Sekretaris Umum DPP LDII, Ibnu Anwar Chairuddin.

Menurut Ibnu, DPP LDII hanya menghimpun data jumlah kurban, bukan menghitung nilai ekonomisnya.

Meskipun DPP LDII tak menyebut angka, dari reportase di lapangan, bila harga rata-rata seekor sapi Rp20 juta, kambing Rp2,5 juta, dan kerbau Rp30juta, nilai kurban warga LDII di seluruh Indonesia bisa mencapai Rp464 miliar.

“Kenaikan ini bagi DPP LDII juga cukup menggembirakan, pasalnya gairah warga dalam melaksanakan ibadah kurban masih sangat tinggi, meski ketika wabah virus corona mengakibatkan perlambatan gerak ekonomi secara nasional,” Jelasa Ibnu Anwaruddin.

Lantas, bagaimana warga LDII mampu tetap berkurban meski dalam situasi perekonomian yang sedang lesu seperti sekarang ini, bahkan justru makin meningkatkan nilai kurbannya?

“Warga LDII sangat termotivasi dengan nilai ibadah dari kurban. Setiap pengajian, para ulama dan juru dakwah mengingatkan sejarah kurban, pahala, dan manfaatnya,” ujar Ibnu.

Pembagian Daging Kurban dari LDII untuk dibagikan kepada warga.

Ibadah kurban merupakan perintah Allah, dari sisi sejarah, kurban merupakan keikhalasan, ketaatan, dan tawakal yang tinggi dari Nabi Ibrahim ketika diperintah menyembelih putranya, Nabi Ismail. Dan dari sisi pahala, seluruh bulu pada hewan kurban – baik bulu halus dan kasar – dihitung satu pahala.

Motivasi dari para ulama itulah yang membuat warga LDII berlomba-lomba dalam kebaikan, ujar Ibnu Anwar.

“Frekuensi pengajian di lingkungan LDII di tingkat Pengurus Cabang (PC) dan Pengurus Anak Cabang (PAC), yang rata-rata tiga kali seminggu dimanfaatkan untuk menabung. Jadi sejak kurban tahun lalu dilaksanakanan, saat pengajian dibuka kembali, warga LDII menabung. Mereka menuliskannya pada buku tabungan kurban, berserta nilai kurban berupa sapi, kambing, ataupun kerbau, otomatis melihat buku tabungan kurban tersebut mereka termotivasi dan sebulan atau dua bulan menjelang kurban  nasehat-nasehat dari para ulama mengenai kurban digaungkan kembali, inilah yang membuat warga LDII selalu berkurban dalam jumlah yang besar,”  H.Ibnu Anwaruddin MH. Wakil Sekretaris Umum DPP LDII, menjelaskan.

Sementara itu, Ruly Bernaputra, Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII juga menyatakan, tema kurban kali ini ‘Berbagi di Tengah Pandemi, Wujud Kepedulian Terhadap Sesama’.

“Tema ini aktual dengan kondisi bangsa saat ini, di mana wabah merusak perekonomian, menciptakan krisis ekonomi terutama di perkotaan. Dalam kondisi ini, ikatan berbangsa dan bernegara harus ditumbuhkan dengan semangat bergotong royong dan berbagi,” ujar Ruly Bernaputra.

Pada release tersebut, Ruly Bernaputra juga menjelaskan mengenai teknik pembagian hewan kurban di Jakarta dan di daerah-daerah zona merah wabah di Indonesia, yaitu dilakukan dengan cara dikirim ke RT dan RW. Dari para pengurus RT dan RW didistribusikan ke rumah warga agar tak terjadi penumpukan warga.

“Dari sisi pelaksanaan berkurban, sebulan sebelumnya DPW dan DPD LDII bekerja sama dengan Forum Komunikasi Kesehatan Indonesia (FKKI) melakukan webinar, mengenai tata cara penyebelihan hewan kurban pada masa pandemi, salah satunya mereka yang kondisi kesehatannya kurang fit dilarang menangani daging kurban,” imbuh Ruly.

Para warga yang memotong hewan kurban, harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Dan hanya mereka yang bertugas, yang diperbolehkan berada di lingkungan masjid atau tempat penyembelihan, lanjut Ruly.

“Dengan demikian pelaksanaan kurban tahun ini bisa berjalan aman, tertib, dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” pungkas Ruly.(fin).