Jakarta, Beritakotanews,id — Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mendorong dunia jurnalistik Indonesia menghadapi dilema baru: apakah AI merupakan ancaman atau justru harapan bagi masa depan profesi wartawan? Pertanyaan inilah yang menjadi sorotan utama saat konferensi pers dengan Tri Agung Kristanto anggota Dewan Pers Periode 2022-2025 Ketua Komisi Pendidikan, Latihan & Pengembangan Profesi pada Jum’at, 9/5/2025 di Jakarta.
Ia yang baru pulang dari mengikuti peringatan Hari Pers Dunia di Bresborne pada kesempatan Konferensi Pers tersebut menyampaikan bahwa kondisi Pers akhir-akhir ini sedang tidak baik-baik saja. Pernyataan itu disampaikan terkait dengan adanya teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan bukti terjadinya PHK diberbagai industri Media di Indonesia akhir-akhir ini.
“Pers saat ini sedang tidak baik-baik saja, Disrupsi ini bisa muncul dari berbagai sumber, seperti teknologi, perubahan ekonomi, sosial, atau lingkungan, dan dapat mengakibatkan dampak yang luas terhadap berbagai sektor,” kata Tri Agung.
Tri Agung Kristanto selanjutnya menjelaskan bahwa perkembangan AI harus disikapi secara adaptif dan strategis oleh para pelaku media. “AI bukanlah musuh. Ia adalah alat bantu yang, jika digunakan dengan bijak dan terukur, bisa mendukung kerja jurnalistik, mempercepat proses verifikasi data, dan meningkatkan akurasi serta kualitas konten berita,” ungkapnya.
Namun ia juga menegaskan bahwa peran wartawan tidak akan tergantikan oleh mesin. “AI tidak memiliki intuisi jurnalistik, tidak memahami konteks sosial, budaya, dan nilai-nilai etika yang menjadi fondasi utama profesi jurnalis. Maka, wartawan tetap menjadi aktor utama yang harus memandu penggunaan teknologi ini,” lanjut Tri Agung.
Menurutnya, tantangan utama saat ini adalah kesiapan sumber daya manusia di bidang jurnalistik, terutama dalam hal literasi teknologi. Dewan Pers, melalui Komisi Pendidikan, kini tengah menyiapkan program peningkatan kapasitas wartawan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi AI secara etis dan profesional. Selain itu, Dewan Pers juga bekerja sama dengan akademisi dan dunia usaha untuk menyusun pedoman etika penggunaan AI dalam jurnalisme. (fin)