Artikel
Kebangkitan NasionalOleh : Dr. Muhammad Fahmi Akbar.
Hari ini diperingati secara nasional sebagai hari kebangkitan nasional. Kebangkitan, secara nasional diawali dengan lahirnya organisasi Budi Utomo, 20 Mei 1908.
Bagi generasi sekarang, kebangkitan tidak dapat diartikan bersatu melawan pemerintahan. Namun kebangkitan dapat ditandai dengan tiga hal.
Pertama, bangkit dari kejahilan menjadi kemuliaan. Kejahilan tidak dapat dilihat dari tingkat pendidikan. Kejahilan hanya dapat dilihat dari tingkat kriminal, indek korupsi, dan pelanggaran konstitusi. Hal tersebut terjadi karena kejahilan membuat seseorang tidak mampu berpikir panjang sehingga melakukan tindakan yang merendahkan diri sendiri.
Kedua, bangkit dari keterpurukan kepada kemandirian. Mewujudkan kemandirian secara ekonomi dan bidang lainnya menjadi tolak ukur kemajuan bangsa.
Mendikbudristek, Nadiem Makarim mengatakan, “Kebangkitan berarti keluar dari keterpurukan, cakap dalam perkembangan teknologi, dan belajar dengan bahagia dan merdeka.”
Keluar dari keterpurukan membutuhkan kerja sama semua lini. Mengangkat derajat bangsa bukan hanya tugas pemimpin negara. Lebih dari itu peran seluruh rakyat sangat berarti.
Ketiga, bangkit dari ketakutan kepada keberanian. Ketakutan selalu didasari adanya aib atau kelemahan. Khawatir aib atau kelemahan tersebut menjadi penyebab kegagalan.
Allah mengingatkan tentang balasan yang besar jika sanggup keluar dari rasa takut dan sedih hati. (Al Fushilat: 30)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُون
Peringatan kebangkitan nasional kali ini akan berdampak besar bila didukung oleh segenap potensi bangsa.
Ulama berperan membimbing umat agar tetap dalam bingkai agama. Pemerintah berperan memfasilitasi, melindungi rakyat dalam aktualisasi nilai Pancasila. Keduanya harus sejalan walau tidak selalu bersama.
__________________
Jakarta, 20 Mei 2021