Hikmah Rahadhan :
MENGANGKAT DUA TANGAN KETIKA BERDOA HUKUMNYA SUNAH ATAU BID’AH?
Oleh : KH. EDY SUPARTO, S.PdI
Berikut Hadits Hadits Shahih yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengangkat dua tangannya ketika berdoa,
*1.Allah malu jika tidak mengabulkan doa hambanya*
عَنْ سَلْمَانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ، يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ، أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا».( رواه ابوداود وابن ماجه صحيح)
Dari Salman dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Tuhanmu yang maha barokah dan maha tinngi adalah “sangat malu” lagi Maha Pemurah, Dia merasa malu kepada hamba-Nya *_yang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa kepada-Nya, kemudian Ia mengembalikannya dalam keadaan kosong .”_*
[HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah Shahih]
Hadits tersebut menunjukkan dianjurkannya mengangkat tangan ketika berdo’a
*2.Seorang laki laki musafir Mengangkat Tangan Ketika Berdoa*
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا، إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} [المؤمنون: 51] وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} [البقرة: 172] ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟ ” (صحيح مسلم)
Dari Abu Hurairah dia berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya apa yang Allah perintahkan kepada orang mukmin itu sama sebagaimana yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para Rasul, makanlah makanan yang baik dan kerjakanlah amalan shalih’ (QS. Al Mu’min: 51).
Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik yang telah Kami bberikan kepadamu’ (QS. Al Baqarah: 172).
Lalu Nabi menyebutkan cerita seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan panjang, hingga sehingga rambutnya kusut dan berdebu. *_Ia mengangkat dua tangannya ke langit_* dan berkata: ‘Wahai Rabb-ku.. Wahai Rabb-ku..’ padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?. (Shahih Muslim)
*3.Doa mengangkat dua tangan di Arofah*
عَنْ عَطَاءٍ قَالَ: قَالَ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ: «كُنْتُ رَدِيْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَاتٍ، فَرَفَعَ يَدَيْهِ يَدْعُو، فَمَالَتْ بِهِ نَاقَتُهُ، فَسَقَطَ خِطَامُهَا فَتَنَاوَلَ الْخِطَامَ بِإِحْدَى يَدَيْهِ، وَهُوَ رَافِعٌ يَدَهُ الْأُخْرَى».( رواه النسائ صحيح الإسناد)
Dari ‘Atha, ia berkata: Berkata Usamah bin Zaid: Saya membonceng Nabi saw di Arafah, maka *_beliau mengangkat kedua tangannya sambil berdo’a,_* lalu untanya condong, dan jatuhlah tali kendalinya, lalu beliau mengambil tali kendali tersebut dengan salah satu tangannya, dan beliau tetap mengangkat tangan lainnya’.” (HR. an-Nasa’iy, Shahih).
*4.Mengangkat dua tangan ketika berdoa di Jamarat:*
عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ رَضِي اللهُ عَنْهُمَا كَانَ يَرْمِي الْجَمْرَةَ الدُّنْيَا بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ ثُمَّ يُكَبِّرُ عَلَى أَثَرِ كُلِّ حَصَاةٍ ثُمَّ يَتَقَدَّمُ فَيُسْهِلُ فَيَقُومُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قِيَامًا طَوِيلاً فَيَدْعُو وَيَرْفَعُ يَدَيْهِ ثُمَّ يَرْمِي الْجَمْرَةَ الْوُسْطَى كَذَلِكَ فَيَأْخُذُ ذَاتَ الشِّمَالِ فَيُسْهِلُ وَيَقُومُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قِيَامًا طَوِيلاً فَيَدْعُو وَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ ثُمَّ يَرْمِي الْجَمْرَةَ ذَاتَ الْعَقَبَةِ مِنْ بَطْنِ الْوَادِي وَلاَ يَقِفُ عِنْدَهَا وَيَقُولُ هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ . (صحيح البخاري)
Artinya: “Diceritakan dari Salim bin ‘Abdillah; bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, melempar jumrah dun ya (pertama) dengan tujuh kerikil sambil bertakbir pada akhir setiap lemparan kerikil, lalu maju di tempat yang datar dan berdiri lama dengan menghadap ke qiblat, *_lalu berdo’a dengan mengangkat kedua tangannya,_* lalu melempar jumrah wustha (tengah) sebagaimana (melempar jumrah pertama), lalu mengambil arah kiri di tempat yang datar dan berdiri lama dengan menghadap qiblat, *_lalu berdo’a dengan mengangkat kedua tangannya,_* lalu melempar jamrah ‘aqabah (yang terakhir) dari arah lembah dan tidak berhenti, dan berkatalah ‘Abdullah Ibnu ‘Umar berkata: ‘Demikianlah aku melihat Rasulullah mengerjakannya’.” [Shahih Al-Bukhariy]
*5.Doa mengangkat dua tangan untuk ‘Ubaid bin Amir:*
عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى: دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ بِهِ، ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعُبَيْدٍ أَبِي عَامِرٍ» وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ فَوْقَ كَثِيرٍ مِنْ خَلْقِكَ مِنَ النَّاسِ». (صحيح البخاري)
Dari Abi Burdah, dari Abi Musa, ia berkata: ‘Nabi saw meminta air untuk wudlu, lalu *_mengangkat kedua tangannya,_* kemudian berdo’a: Ya Allah, ampunilah ‘Ubaid Abi ‘Amir, dan saya melihat putihnya kedua ketiaknya, lalu berdo’a lagi: Ya Allah, jadikanlah ia pada hari qiyamah di atas kebanyakan manusia dari makhluk-Mu’.” (Shahih al-Bukhariy)
*6.Nabi berdoa mengangkat dua tangan (terbebas) dari Khalid bin Walid*
قَالَ أَبُو مُوسَى الأَشْعَرِيُّ: «دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ، وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ» وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: رَفَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ وَقَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ خَالِدٌ». (صحيح البخاري)
Abu Musa al-Asy’ariy berkata: *_Nabi saw berdoa dengan mengangkat kedua tangannya,_* dan saya melihat putihnya kedua ketiaknya’.
Dan Ibnu ‘Umar berkata: ‘Nabi saw mengangkat kedua tangannya (dan berdo’a): Ya Allah, sungguh saya mohon kepada-Mu terbebas dari apa yang dilakukan oleh Khalid. (Shahih al-Bukhariy)
*7.Berdo’a Mengangkat dua tangan Menjelang Perang Badar*
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبَّاسٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، قَالَ: لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ، وَأَصْحَابُهُ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلًا، فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقِبْلَةَ، ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ، فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ: «اللهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي، اللهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي …الحديث. (صحيح البخارى)
Telah menceritakan kepdaku (Abu Zumail) Abdullah bin Abas dia berkata: Umar bin Al Khathab Radhiallahu ‘Anhu menceritakan kepadaku keadaan menjelang perang Badar :
“Di hari ketika perang Badr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memandangi kaum musyrikin yang berjumlah 1000 pasukan, sedangkan sahabat-sahabatnya 319 orang.
Lalu Nabiyullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menghadap kiblat, *_kemudian dia menengadahkan kedua tangannya_* lalu dia berteriak memanggil Rabbnya: Ya Allah!, Penuhilah untukku apa yang telah Engkau janjikan kepadaku berikanlah apa yang telah janjikan kepadaku …… (Shahih Muslim)
Al Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
وَفِيهِ : اِسْتِحْبَاب اِسْتِقْبَال الْقِبْلَة فِي الدُّعَاء وَرَفْع الْيَدَيْنِ فِيهِ ، وَأَنَّهُ لَا بَأْس بِرَفْعِ الصَّوْت فِي الدُّعَاء .
“Dalam hadits ini disunahkan menghadap ke kiblat ketika berdoa dan mengangkat kedua tangan, dan tidak apa-apa meninggikan suara ketika doa.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 6/213. Mawqi’ Ruh Al Islam)
*8.Hadits yang menerangkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa tidak mengangkat tangan, di antaranya;*
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لاَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ إِلاَّ فِي اْلاِسْتِسْقَاءِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ . (صحيح مسلم في كتاب صلاة الاستسقاء)
Dari Anas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam *_tidak mengangkat kedua tangannya sedikitpun ketia berdoa, kecuali dalam istisqa’ (mohon air hujan)_* *hingga terlihat putihnya kedua ketiaknya*.(Shahih Muslim)
*Al-Qasthalani ketika mensyarah hadits al-Bukhari tentang mengangkat kedua tangan ketika berdoa, mengatakan bahwa mengangkat kedua tangan adalah sunah, berdasarkan hadits-hadits tersebut.*
*Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Anas, yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengangkat kedua tangannya sedikit pun ketika berdoa, kecuali pada waktu istisqa (mohon hujan), dia ( Al-Qasthalani) menjelaskan bahwa yang ditiadakan ialah sifat khusus, yaitu al-mubalaghah fi ar-raf’i (melebihkan dalam mengangkat kedua tangan), bukan mengangkat tangan pada umumnya.*
*Artinya, Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdoa juga mengangkat tangan, tetapi tidak setinggi ketika berdoa dalam istisqa.* (al-Qasthalani, Syarh al-Bukhari, IV:68).
*Penjelasan:*
*Demikianlah hadits-hadits shahih tentang mengangkat dua tangan ketikaberdo’a, yang sempat kami kutip.*
*Hadits-hadits yang kami kutip tersebut sudah cukup untuk dijadikan sebagai dalil untuk lebih memantapkan diri kita masing-masing *_”bahwa berdoa mengangkat tangan dasar dalilnya sangat kuat”_*
*Hadits-hadits yang memerintahkan agar mengangkat kedua tangan ketika berdo’a ternyata jumlahnya cukup banyak.*
*Kesimpulan:*
*“Mengangkat kedua tangan ketika berdo’a adalah sunah ”* *Merupakan adab dalam berdoa dan tidak perlu mengangkat tinggi-tinggi, kecuali pada waktu berdo’a istisqa’.*
Semoga menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat dan barokah untuk kita semua.Aamiiin YRA🙏
الحمدلله جزاكم الله خيرا