Jakarta, Beritakotanews.com : Seperti sedang diuji coba jadi presiden RI, Anies Baswedan ditunjuk menjadi ketua Konferensi Internasional U20. Demikian bunyi salah satu warga net mengomentari atas ditunjuknya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai ketua konferensi Internasional U20.
Meski perhelatan pemilu 2024 secara waktu dan hitungan hari masih jauh, namun suasana jagat maya perbincangan siapa presiden RI 2024 sudah menghangat.
Ditunjuknya Anies Baswedan sebagai ketua Konferensi Internasional U20 bahkan ada yang berkomentar ‘Gubernur rasa Presidwn’ dan komentas serta dukungan positif lainya juga bertaburan di medsos.
Ada juga yang menulis komentar ‘Jangan pada lebay Anies jadi ketua Konferensi U20’ kan karena memang DKI Jakarta menjadi tuan rumah pada acara Urban20 tahun 2022 mendatang.
Dihadapan para pemimpin G-20 melalui virtual dalam acara Urban-20 Mayor Summit 2021, Jumat 3/9, Anies Baswedan berbicara tentang pandemi covid-19 dan krisis iklim yang menjadi tantangan masyarakat dunia.
Mengutip tulisan RMOL, Anies Baswedan dalam pidato yang disampaikan dengan menggunakan bahasa Inggris dalam acara tersebut menguraikan enam fenomena yang terjadi di perkotaan pascapandemi.
“Jakarta yang menjadi tuan rumah sekaligus sebagai ketua penyelenggaraan U20 tahun 2022 akan mengambil tema,”Recover Together, Recover Stronger,”.
Anies selanjutnya mengatakan, Enam fenomena yang akan menjadi agenda diskusi pada Mayor Summit U20 tahun depan di Jakarta adalah :
Fenomena pertama, munculnya kebutuhan masyarakat akan perumahan yang menunjang produktivitas dengan harga terjangkau.
Gubernur DKI itu selanjutnya menjelaskan bahwa masyarakat dunia telah menunjukkan trend permintaan untuk memiliki rumah yang tidak hanya mampu menjaga kesehatan penghuninya, tetapi juga cocok untuk menunjang produktivitas.
“Hal ini karena semakin banyak orang yang memutuskan untuk terus bekerja dari rumah. Jadi perumahan semacam ini pasti harus terjangkau,” jelas Gubernur Anies.
Kedua, Industri properti perkotaan agar menjadi perhatian khusus bagi para pemimpin lainnya. Ini lantaran kontribusi sektor properti di kawasan perkotaan di seluruh dunia menurun sebanyak 29 persen pada tahun 2020.
“Meski di satu sisi, terjadi pemandangan kantor-kantor yang kosong. Untuk itu, perlu dipikirkan kembali masa depan industri properti di kota-kota di seluruh dunia,”terang Anies.
Ketiga adalah akses mobilitas berkelanjutan untuk semua orang. Ada perubahan yang memaksa kota untuk mempertimbangkan kembali hubungan antara mobilitas, ruang kota, dan kesehatan, yang turut mempertimbangkan jaga jarak fisik, sekaligus kebutuhan mobilitas penduduk.
“Pertanyaan yang muncul, bagaimana kota memastikan akses yang setara terhadap mobilitas yang berkelanjutan. Jadi itu masalah yang perlu kita pikirkan,” lanjut Anies.
Yang keempat. Gubernur Anies mencatat, pengangguan telah melonjak 1,1 persen secara global selama pandemi. Di sisi lain, muncul permintaan akan keterampilan baru untuk mendukung industri hijau dan ekonomi digital yang menjanjikan.
“Jadi pertanyaannya adalah, bagaimana kota dapat mengakomodasi transformasi di pasar tenaga kerja untuk masa depan yang lebih hijau?” tambahnya.
Adapun masalah nomor lima adalah kurangnya interaksi sosial selama masa pandemi yang berdampak pada kesehatan mental warga. Karantina di rumah dalam jangka panjang dan fenomena bekerja dari rumah, dapat menyebabkan kelelahan dan juga meningkatnya perundungan online.
Dan terakhir tentang meningkatnya jumlah anak yatim saat pandemi. Data menunjukkan, setidaknya ada 4,5 juta kematian akibat Covid-19. Hal ini telah membuat anak-anak kehilangan pengasuh primer dan sekunder mereka. Untuk itu, perlu dipikirkan bagaimana memfasilitasi masa depan anak-anak yang kehilangan anggota keluarga dalam pertempuran Covid-19.
Dari uraian tersebut, Anies Baswedan optimis jika para pemimpin G-20 melakukan itu semua, problematika akan terselesaikan.(fin).