Perjalanan Taqwa
Oleh : Dr. Muhammad Fahmi Akbar
Setiap kesempatan berpergian biasanya dihubungkan dengan hiburan, kesenangan, dan maksiat.
Amat jarang, sekalipun ada perjalanan dihubungkan dengan peningkatan ruhiyah dan ilmiyah. Karena itu perjalanan kemanapun dapat bernilai ibadah jika memenuhi syarat berikut.
Pertama, diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah. Sebagaimana hadits,
فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجته إلى الله ورسوله
Artinya: “Barangsiapa berhijrah untuk Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan rasul-Nya”. ( H.R. Bukhori)
Perjalanan ini, bisa kapanpun dan kemanapun. Hanya saja konteksnya mencari lingkungan yang dapat menguatkan dirinya untuk tetap istiqamah dalam kebaikan.
Kedua, dilakukan untuk menyambung silaturahim. Perilaku ini bahkan menjadi ciri mukmin. Sebagaimana haditsnya,
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فاليصل رحمه
Artinya: “Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, maka hubungkanlah silaturahim”. (H.R. Bukhori)
Perjalanan ini dapat menempuh ratusan bahkan ribuan kilometer jaraknya. Namun karena niat silaturahim sangat kuat, biasanya tidak terasa sedikitpun.
Ketiga, untuk menolong sesama. Perjalanan ini sangat bermakna bagi kemaslahatan umat dan bernilai disisi Allah. Dalam Al-Qur’an dijelaskan,
وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان
Artinya: “Tolong-menolong kalian dalam kebajikan dan taqwa dan jangan kalian tolong menolonglah dalam berbuat dosa dan permusuhan”. (Q.S. Al Maidah: 2)
Membantu apalagi sesama muslim tidak boleh dibatasi oleh teritori daerah dan bangsa. Karena itu perjalan menolong menjadi bagian dari bentuk persaudaraan muslim.
Keempat, dalam rangka menuntut ilmu. Perjalanan menuntut ilmu ini dilakukan juga oleh para ulama terdahulu dalam rangka mengumpulkan dan mempelajari hadist yang tersebar di beberapa negara. Keutamaan ini tercantum dalam hadits,
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا به إلى الجنهة
Artinya: “Siapa menempuh jalan mencari ilmu, maka Allah mudahkan jalan baginya jalan menuju surga”. (HR. Muslim)
Keutamaan ini mendorong setiap mukmin untuk melakukan studi baik ke luar daerah maupun ke luar negeri.
Kelima, karena menuju masjid. Perjalanan dari atau menuju masjid ini perjalanan paling mulia. Sebagaimana dilakukan Rasulullah, melalui peristiwa Isra dan Mi’raj. Namun bagi umatnya, Rasulullah bersabda,
اعظم الناس اجرا فى الصلاه، ابعدهم
Artinya: “Orang yang paling banyak mendapat pahala dalam sholat adalah mereka yang paling jauh jaraknya”. (HR. Bukhori)
Karena setiap langkah dan keringatnya pasti dicatat Allah sebagai usaha hamba mendapatkan tempat sholat yang layak.
Semoga perjalanan kita selalu dalam koridor peningkatkan iman dan keridhoan Allah semata.
_________________
Cikampek Km 57