Jakarta, Beritakotanews.id|| Beberapa pengurus Barisan Anak Jakarta (Baja) Indonesia berkesempatan bisa berdiskusi tentang kebangsaan bersama Kepala Badan (Kaban) Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta H.M. Matsani.

BAJA INDONESIA yang di wakili oleh pengurus Amirullah, Sunazir, Rusli dan Syamsuri Yudianto berkesempatan untuk berdialog tentang kebangsaan dengan suasana santai dan penuh keakraban.

“Pertemuan yang sangat akrab dan diskusi ringan tentang sosial politik dan budaya yang di sampaikan oleh baliau. Dari Total 36.000 ormas yang ada di jakarta tentu tidak mudah mengorganisir kesemuanya yang tentunya butuh kepiawaian agar semua bisa berkembang menjadi organisasi yang mandiri,” kata Syamsuri dari Baja Indonesia yang ikut diskusi santai tersebut menirukan Kepala Badan Kesbangpol DKI Jakarta.

Pertemuan yang diisi dengan diskusi tersebut berlangsung di kebon singkong, Kampung Bintaro milik Baja Indonesia pada Sabtu, 11/10/2025.

HM. Matsani dalam arahannya menyampaikan bahwa dalam pengelolaan organisasi dibutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik agar bisa membuat program- program terbaik yang bermanfaat untuk masyarakat.

“Banyak contoh organisasi kemasyarakatan yang mempunyai aset mandiri dan sudah nyata-nyata banyak kontribusinya untuk bangsa dan negara Indonesia ada Muhammadiyah dengan rumah sakit sekolah dan universitasnya, Nahdatul Ulama dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia”. tuturnya.

Sebagai warga Jakarta, lanjut Matsani, mesti menjadi pemain bukan hanya penonton banyak tempat tempat wisata hotel dan sektor bisnis yang bisa menjadi mitra para pelaku usaha warga setempat sepertiĀ  Bir Pletok, Ondel- ondel contohnya agar bisa di pasarkan di tempat tempat tersebut.

Sementara Wakil Ketua BAJA Bang Rusli mengkritisi banyaknya pembangunan yang ada saat ini tidak sesuai aturan dimana ada minimal 30% mesti buat kawasan hijau tapi faktanya banyak yang di bangun full habis.

Adapun sekretaris BAJA, Syamsuri Yudianto membahas tentang pelaku usaha yang saat ini banyak yang di relokasi ketempat yang baru namun berdampak pada omset usahanya.

“Dulu di kawasan Jakarta Selatan masih banyak kali-kali kecil dengan ikan cere dan buah-buahan khas Jakarta, namun akibat pembangunan yang masif dan pesat sudah jarang di dapati suasana tersebut,” seloroh syamsuri.

Diskusi di akhiri dengan seruput kopi hitam yang segar menandai berakhirnya diskusi yang sangat penuh hikmah dan makna ini.(CjK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *