Jakarta, Beritakotanews.id : Dengan mengambil tema ‘Mewujudkan Sikap Toleransi dalam Meningkatkan Keimanan dan Persaudaraan Sejati’, Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan, (HAAK) Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dibulan puasa 1443H atau tahun 2022 ini selenggarakan Dialog Ramadhan.
Acara Dialog Ramadhan yang diselenggarakan oleh HAAK-KAJ pada Rabu, 20/4/2022 yang bertempat di Aula Gereja Santa Perawan Maria diangkat ke Surga, Paroki Katedral Jakarta, dalam rangka menyambut ajakan Menteri Agama RI yang mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi menghadirkan nara sumber Menteri Agama RI sebagai Kaynot Speaker, dan beberapa Nara sumber lain. Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Romo Antonius Suyadi PR, selaku panitia penyelenggara.
“Untuk menyambut ajakan menteri Agama RI yang mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun Toleransi, kami dari Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) selenggarakan kegiatan dialog dengan mengambil tema, ‘Mewujudkan Sikap Toleransi dalam Meningkatkan Keimanan dan Persaudaraan Sejati’, karena bertepatan dibulan Ramadhan, maka dialog ini kami namai dengan Dialog Ramadan,” ujar Romo Antonius Suyadi, Rabu,20/4/2022.
Romo Yadi selanjutnya menyampaikan bahwa dialog yang menghadirkan nara sumber Ketua FKUB Provinsi Jakarta, Prof.Dede Rosyada, Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta, Romo Ignatius Kardinal Suharyo, serta Imam Masjid Istiqlal dengan Kaynot Speaker Menteri Agama ini diikuti oleh para tokoh Agama yang tergabung di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jakarta dan lima wilayah kota, satu Kabupaten Pulau Seribu, juga dari Kaupaten Bekasi serta Tangerang.
Menteri Agama Gus Yaqut yang dijadwalkan hadir pada dialog ini, mendadak ada tugas yang mendesak sehingga diwakilkan kepada PLH Dirjen Bimas Katolik, Albertus M Adiyarto Sumardjono yang mengajak untuk bersama-sama mendukung kemenag bersama-sama menjaga kebersaman, saling menjaga kerukunan dalam toleransi.
Sementara itu, ketua FKUB Provinsi Jakarta, Prof Dede Rosyada yang mengutip tulisan Gus Dur menyampaikan bahwa perbedaan itu ciptaan Tuhan, siapapun dia kalau bisa menghormati perbedaan, berarti menghormati Tuhan.
Romo Ignatius Kardinal Suharyo dalam paparannya menyebutkan empat indikator yang ditujukan Kemenag, indikator mengenai moderasi beragama, yakni tentang kebangsaan, dengan wujudnya cinta tanah air.
Hadir pula dalam acara dialog, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jakarta, Cecep Chaerul Anwar, Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Jakarta, Salman Habeahan, Para Ketua Majelis Agama dari NU, Muhammadiyah, MUI, PGI, Walubi, dan Matakin serta Ketua Lembaga Penghayat Kepercayaan Indonesia.
Dialog yang dipandu oleh Moderator Caecilia Betsy Rullen Puspitasari seorang yang concern terhadap toleransi yang juga pengurus Komisi HAAK KAJ anggota FKUB Kota Adm Jakarta Utara, selesai dengan pemberian cendera mata ditutup foto bersama. (Fin).
“