Menjadi Terbaik dalam Keluarga
oleh :
Dr. Muhammad Fahmi Akbar
Kalimat terbaik terkadang terdengar untuk sebuah kompetisi di luar rumah yang hasilnya dinikmati keluarga. Jarang sekali kompetisi berlangsung dalam keluarga.
Padahal Rasulullah berpesan، dari Aisyah ra.
خيركم خيركم لاهله وانا خيركم لاهاي
Sebaik baik kalian adalah yang paling baik untuk keluarga, dan aku yang terbaik untuk keluargaku. ( HR Turmudzi)
Hadist ini menginspirasi bahwa menjadi yang terbaik harus dimulai dari keluarga dan untuk keluarga. Untuk menjadi yang terbaik harus ada tiga syarat.
Pertama, memiliki jiwa kompetisi dalam kebaikan. Selalu berusaha memberikan yang terbaik dan merasa kurang saat memberi.
فاستبقل الخيرات
Berlomba-lomba lah dalam kebaikan (terbaik) (Al Baqarah: 148)
Kedua, prestasi akan lebih mudah diraih ketika ada kerja sama. Kolaborasi saat ini menjadi penentu keberhasilan seseorang. Dalam keluarga kolaborasi peran sangat dibutuhkan.
وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان
Bekerja samalah kalian dalam kebaikan dan jangan bekerja sama dalam keburukan.
(Al Maidah: 2)
Ketiga, memiliki kompetensi yang memadai. Tanpa kompetensi yang memadai sulit menjadi yang terbaik.
Rasulullah berpesan
من ارد الدني فعليه بالعلم ومن اراد الآخرة فعليه بالعلم ومن اراد هما فعليه بالعلم
Barangsiapa menghendaki dunia hendaklah dengan ilmu, barangsiapa menghendaki akhirat hendaklah dengan ilmu, barangsiapa menghendaki keduanya hendaklah dengan ilmu (HR. Bukhori Muslim)
Menjadi yang terbaik perlu waktu dan latihan. Keluarga adalah sarana terbaik mengukur kesuksesan hidup. Jika terbaik dalam keluarga insya Allah, dia menjadi terbaik di dunia dan akhirat.
Wallahu a’lam
Jakarta, 19 November 2021