Membangun Pendidikan Keluarga dan Bangsa Melalui Keteladanan Nabi Ibrahim AS oleh : Dr. Zulkifli, MA

Dosen Tetap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang

Pada bulan Dzulhijjah umat Islam menapak tilas kembali sosok Nabi Ibrahim Alaihissalam dan keluarganya, Sosok teladan dalam pengorbanan, teladan dalam dakwah, teladan dalam keteguhan dan teladan dalam ketaatan kepada Allah SWT. Salah satu yang amat kita butuhkan dalam kehidupan ini adalah Melihat dan mendapatkan figur-figur teladan yang bisa memberi warna positif dalam menjalankan roda kehidupan. Karena itulah Allah SWT menjadikan Nabi Ibrahim Alaihissalam dan keluarganya dijadikan teladan sepanjang masa, sebagaimana firman Allah SWT, surat 60 ayat 4 yang artinya;                                                                  

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya Kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, Kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara Kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali Perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan Kami hanya kepada Engkaulah Kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah Kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah Kami kembali.” 

Qurban di dalam bahasa Arab memiliki akar kata dri qoroba-yaqrobu-qurbanan mengandung pengertian dekat, dalam segi istilah qurban artinya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Perintah berqurban sudah diterangkan dalam firman Allah SWT  yang artinya;

Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).

Berdasarkan ayat diatas maka qurban dianjurkan bagi tiap muslim yang mampu, melalui qurban mampu mendekatkan diri dan menjadi tenang dan tentram dalam jiwa.

       Pesan yang terkandung didalam makna Qurban di dalamnya ;

 1. Ada unsur-unsur nilai ketuhanan  dan kemanusiaan yang harus kita imani, difahami dan di implementasikan dalam kehidupan sehari hari. 

2. Adanya upaya membangun kesadaran keshalehan individu dan keshalehan sosial.

Untuk menjadikan keshalehan individu dan sosial dalam berqurban harus memiliki jiwa keikhlasan, punya keimanan dan ketaqwaan yang begitu istiqomah setiap harinya. Hal inilah yang merupakan nilai refresentasi ciri keshalehan pribadi sedangkan esensi nilai keshalehan sosial dalam segi pendistribusian daging qurban yang diberikan kepada masyarakat umum.

3. Sebagai Ujian ketaqwaan seorang hamba kepada Allah SWT, Surat 22 ayat 37 yang artinya;

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

       Ketika kita menapak tilas Idul Qurban, maka tak terlepas dari sejarah Nabi Ibrahim Alaihissalam sebagai sosok teladan dan contoh daulu, sekarang dan masa yang akan datang. Dalam Sejarah figur Nabi Ibrahim Alaihissalam merupakan :

  1. Sebagai figur pemuda yang ideal pada saat ia menjadi pemuda
  2. Sosok orangtua yang komunikatif dan humble terhadap keluarga
  3. Sosok pemimpin yang merangkul, mengajak dan teladan pada saat menjadi pemimpin pada saat itu.
  1. Pada saat Nabi Ibrahim Alaihissalam menjadi pemuda ia mampu menjadi sosok pemuda yang kritis dan dinamis, kuat jiwa dan mentalnya. Ia mampu memaknai kebenaran sesungguhnya serta menegakkan kebenaran. Dikatakan mampu menegakkan kebenaran karena dalam pencarian tuhannya nabi Ibrahim memakai kecerdasan intelektualnya dengan masuk akal serta etis dan tidak prontal. Cerdas emosional dan cerdik dalam menumpas kejahatan. Kecerdasan spiritualnya digunakan segalanya untuk Allah SWT, maka diberikan label Kholilullah yang artinya kekasih Allah. Maka untuk para pemuda dan pemudi sepatutnya Nabi Ibrahim sebagai top model dan teladan dalam kehidupan kita.  Karena dalam diri pemuda Nabi Ibrahim Alaihissalam pada masanya memiliki sifat dinamis,  berpikiran akademisi, bermental kritis dan etis masuk akal. Pada saat diperintah oleh  Ayah, dalam proses memasarkan patung berhala dengan etika yang santun ia tidak menolak dan tidak juga memasarkannya tetapi ia berargumentasi dalam menjelaskan dan mematahkan kemusyrikan tersebut. Maka hendklah para pemuda di negeri ini harus memiliki mental intelektual tetapi tidak kasar atau prontal dalam berkata dan bertindak, hal inilah yang seharusnya kita ikuti teladan untuk para pemuda di negeri ini.
  2. Nabi Ibrahim Alaihissalam disebut juga orangtua yang sempurna, ideal dan sukses dalam mendidik putranya menjadi sholeh bukan sholeh saja tetapi menjadi Nabi. Allah berfirman yang artinya;                                                                                  

.Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya’qub. dan masing-masingnya Kami angkat menjadi Nabi.

Nabi Ibrahim menjadi sosok ayah yang demokrasi dan selalu berdiskusi dalam memutuskan sesuatu. Dalam hal bermimpi menyembelih anaknya sampai 3 kali di dalam mimpi tersebut. Barulah setelahnya berdiskusi dengan putranya Nabi Ismail Alaihissalam. Sebagaimana firman Allah surat 37 : 102          

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”.

Dari Ayat diatas terdapat pesan moral, Seorang ayah tidak boleh otoriter dalam mengambil keputusan, berikan anak kesempatan dalam berargumen dan ajak diskusi. Nabi Ibrahim sosok orangtua yang bijak dan shaleh maka terlahir karakter pada anaknya yang sabar dan ulet. Di dalam diri nabi Ibrahim Alaihissalam memiliki jiwa Iman, taqwa dibungkus oleh keikhlasan dan kesabaran, maka buahnya adalah keturunan yang shaleh dan sabar. Nabi Ismail sosok anak yang shaleh dan patuh, memang buah tidak jauh jatuhnya dari pohonnya. Jika ada para pemuda hari ini banyak yang kurang baik maka orangtuanya harus intropeksi diri.

  1. Nabi Ibrahim Alaihissalam sebagai sosok Pemimpin umat selalu mengkedepankan kepentingan masyarakat, selalu mensejahterakan umat terlebih dahuludan baru pribadi. Kita melihat pula Jendral Sudirman pernah berkata ” Korbankan karirmu untuk anggotamu tetapi jangan kamu korbankan anak buahmu demi karirmu. Sebagaimana dalam firman Allah SWT surat 2 :126

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali”.

Demikianlah  tulisan artikel ini, Semoga menjadi pembelajaran untuk kita di dalam upaya memperbaiki kualitas hidup kita dari mulai pribadi, orangtua, masyarakat dan pemimpin bangsa. Wallahu a’lam bishawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *