Guru, Jalan Sunyi yang Menguatkan Bangsa
Oleh: Thonang Effendi*)
Guru tidak hanya sekadar mengajarkan pengetahuan, namun juga pemahaman, makna, dan bagaimana pengetahuan menjadi keterampilan dalam kehidupan bermasyarakat. Lebih dari itu, guru adalah jembatan nilai dan nalar yang juga mentransfer nilai-nilai luhur dengan memberikan contoh teladan.
Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2025 mengambil tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Membayangkan slogan ini menggema di seantero Indonesia Raya, saya teringat sebuah kisah yang diceritakan oleh seorang dosen saat masih kuliah. Pak Dosen mendengar cerita ini dari kawannya, seorang dosen ahli gizi dari universitas terkenal di kota hujan.
Saat Sang Ahli Gizi di sekolah dasar, ada seorang guru bernama Bu Sri yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada waktu itu hari Senin, semua murid mengenakan seragam putih merah, dan di baju putih terdapat bendera merah putih kecil yang terjahit rapi di dada kanan masing-masing murid. Bu Sri berkata, “Coba perhatikan, ada apa yang menempel di baju sebelah kanan kalian?” Serempak murid-murid menjawab, “Bendera merah putih, Bu.” Bu Sri melanjutkan bertanya, “Apakah kalian tahu mengapa bendera kecil itu dijahitkan dengan rapi di baju kalian?” Murid-murid terdiam saling memandang dan belum tahu harus menjawab apa. Suasana hening sejenak. Bu Sri juga terdiam sambil satu per satu memandangi muridnya dengan rasa semangat dan kasih sayang.
Memecah kesunyian, Bu Sri melanjutkan berkata, “Wahai anak-anakku, agar bendera kecil itu bisa terjahit rapi di baju kalian, banyak pengorbanan yang telah dilakukan oleh para pendiri bangsa.” Murid-murid dengan saksama mendengarkan setiap kata-kata yang diucapkan oleh Bu Sri. “Sekarang kalian menunduk sejenak dan memandang merah putih itu,” Bu Sri melanjutkan. Semua murid menunduk sejenak dan melihat ke merah putih di baju masing-masing. Bu Sri berkata dengan tegas, “Kibarkan merah putih itu setinggi-tingginya seturut dengan cita-cita kalian. Tugas kalian adalah mengisi kemerdekaan Indonesia dengan berprestasi di bidang yang masing-masing kalian geluti.” Kalimat sederhana itu menancap dalam, menjadi kompas moral yang ia bawa hingga dewasa.
Cerita dari Sang Ahli Gizi itulah yang menjadi bara kecil yang terus ia jaga hingga membuatnya menjadi salah satu ahli gizi terkemuka di republik ini.
Dari sepenggal kisah tersebut, ada pembelajaran yang bisa kita peroleh bahwa peran guru sebagai motivator dalam membangun persepsi, meletakkan fondasi nasionalisme, dan menanamkan kebermaknaan mengisi kemerdekaan sangatlah krusial. Seorang guru yang mampu menjadi inspirator bagi murid-muridnya.
Seiring perkembangan teknologi, tidak bisa dipungkiri bahwa sumber belajar juga semakin pesat berkembang. Era saat ini sumber belajar tidak hanya terbatas di buku pelajaran sekolah. Berbagai media sosial, platform, website, dan channel menyediakan informasi yang melengkapi.
Apalagi dengan mulai berkembangnya penggunaan AI – Artificial Intelligence. Murid-murid di era sekarang ini juga sudah banyak memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut dalam proses belajar mereka. Untuk itu, guru juga perlu berbenah menyesuaikan diri mengikuti perkembangan zaman.
Di era saat ini guru dan murid merupakan mitra belajar yang perlu saling berkolaborasi, bersinergi, dan saling menguatkan. Kerja sama yang baik antara guru dan murid dalam menuntaskan setiap kurikulum di masing-masing jenjang menjadi kekuatan besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di NKRI.
Sejalan dengan hal tersebut, perlu kita mengapresiasi inisiasi dari Kemendikdasmen dalam program pembelajaran Deep Learning yang menekankan proses belajar mengajar dengan prinsip utama mindful, meaningful, dan joyful. Deep Learning, atau pembelajaran mendalam, merupakan pendekatan holistik untuk mewujudkan pengalaman belajar yang lebih fokus, relevan, dan menyenangkan. Mindful berarti belajar dengan kesadaran diri dan fokus; meaningful berarti materi memiliki makna dan relevansi dengan kehidupan nyata siswa; dan joyful berarti menciptakan suasana belajar yang positif dan menyenangkan untuk meningkatkan motivasi dan antusiasme siswa.
Pada akhirnya, peran guru menjadi sangat strategis dalam meningkatkan kualitas peserta didik untuk mempersiapkan generasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Selamat Hari Guru, 25 November 2025. Guru Hebat, Indonesia Kuat.
Penulis*)
Thonang Effendi
Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII
Pemerhati dan Praktisi Pendidikan Karakter Generasi Bangsa.

