Jakarta, Beritakotanews.com: Kemudahan memakai media sosial yang gratis dan bisa diakses oleh siapa saja, memudahkan orang untuk menulis berita apa saja, termasuk berita-berita yang belum tentu benarnya.

“Banyak masyarakat yang menyalahgunakan kebebasan bersosmed untuk menyebarkan berita bohong alias hoax yang hingga saat ini, telah mencapai tahap yang memprihatinkan. Padahal ini sangat bahaya untuk kerukunan dan keamanan mastarakat,” ujar H.Katno Hadi, Ketua Umum PP Senkom Mitra Polri di hadapan ratusan pengurus Pondok Pesantren di Jakarta, Sabtu, 9/2/2020.

Setidaknya ada tiga aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan untuk menyebarkan hoax, lanjut H.Katno Hadi.

“Menurut lembaga riset Daily Sosial media sosial Facebook sebesar terdapat 82,25 persen, WhatsApp 56,55 persen, dan Instagram sebesar 29,48 persen,” Katanya.

Dari rasa keprihatinannya, H.Katno Hadi merasa terpanggil untuk bisa turut serta membantu pemerintah mensosialisasikan bahayanya berita hoax. Ia memberikan trik cara mendeteksi berita itu hoax apa benar kepada para pengurus Pondok Pesantren di Jakarta.

“Jika menerima kiriman berita, sebaiknya jangan ditelan mentah-mentah, tapi hendaklah untuk bisa croschek terlebih dahulu, liat siapa yang mengirimnya, isi beritanya seperti apa, jika berita berisi provokator biasanya hoax,” jelas H Katno Hadi memberikan tips.

Keberadaan berita bohong atau berita hoax makin memprihatinkan di era media sosial ini, penyebaran berita hoax makin mudah. Dan, yang menyedihkan lagi, banyak orang Indonesia yang tidak bisa mendeteksi berita hoax. Dengaan dasar ini, Kata H.Katno Hadi terpanggil untuk mensosialisasikan bahayanya menyebarkan berita hoax.(fin)